epdidemologi
KONSEP PENYEBAB PENYAKIT
Hubungan kausal sangat penting peranya bagi kesehatan masyarakat dan kedokteran. Perencanaan kesehatan pada suatu komunitas dengan asumsi, bahwa fasilitas tersebut akan menyebabkan perbaikan kesehatan komunitas yang dilayani.
Informasi epidemologis yang mendasar tentang terjadjinya penyakit harus di kuasai oleh semua praktisi dibidang kesehatan, termasuk didalamnya pengelola program dan administrator kesehatan, meskipun jumlah dan macam informasi yang di butuhkan bervariasi sesuia dengan tugas dari masing-masing praktisi.
A. DEFINISI
penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbulah ganggaun pada fungsi atau struktur dari organ atau system dari tubuh.
penyakit adalah sesuatu keadaan pada dimana proses kehidupan tidak lagi teratur
B. PERKEMBANGAN TEORI TERJADINYA PENYAKIT
timbulnya penyakit karena gangguan mahluk halus.
teori humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena ganguan keseimbangan tubuh
teori miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan lingkungan
teori jasad renik, terutama setelah di temukan nya mikroskop dan dilengkapi teori imunitas.
teori nutrisi dan resistensi, hasil pengamatan nerbagai pengamatan epidemiologis.
VARIABEL EPIDEMOLOGI
Variable-variabel epidemologi adalah ciri-ciri atau factor resiko yang terdapat pada kelompok penduduk pada suatu waktu dan tempat tertentu serta yang menyebabkan terjadinya penykait
Penggunann variable epidemologi untuk menganalisa pada distribusi dalam masyarakat.
VARIABEL EPDEMOLOGI MODEL TIME-PLACE-PERSON
1.TIME
bila suatu penyakit di amati berdasarkan saat terjadinya ( jam,tanggal,bulan,tahun), maka data yang terkumpul dapat di kelompokkan menurut kurun waktu kejadiannya. Hasil pengamatan umumnya menunjukkan adanya variasi kejadian penyakit dalam dimensi waktu.
Berdasarkan pola variasinya maka di kenal
a.variasi jangka pendek:
sporadis : kejadian relative berlangsung singkat, di beberapa tempat dan tidak saling berhubungan. Contoh : penyebaran penyakit DHF pada tahun 1960-an.
endemis : penyakit menular yang terus meneurs terjadi di suatu tempat
pandemis : penyakit yang berjangkit ke beberapa Negara atau seluruh dunia
epidemis : kenaikan kejadian suatu penyakit yang berlangsung cepat dan dalam yang secara bermakna melebihi jumlah insiden yang di perkirakan.
Jenis epidemic yang dikenal
a. Common source : karena adanya satu sumber penularan
pont-source
continuos common –source
penyebab: bilogis (agent penular penyakit) non biologis(pencemaran lingkungan)
exposure yang berlangsung dalam waktu pendek pada sekelompok penduduk akan terlihat adanya sejumlah penderita dalam suatu kurun waktu sepanjang range dari masa inkubasi penyakit yang bersangkutan.
Apabila penularan exposure berlangsung terus-menerus maka puncak insiden berlangsung untuk waktu yang lebih lama sebelum di ikuti penurunan insiden
b. Propagated epidemic, karna adanya banyak sumber penularan akibat person to person transmission
apabila penularan wabah berlangsung secara person to person di antara kelompok penduduk yang susceptible maka wabah baru berhenti setelah jumlah suspect sangat berkurang. Kecepatan penularan dalam mencapai puncak bergantung pada:
jumlah kasus pada awala wabah
panjangnya masa inkubasi dan infektivitas penyebab penyakit
kesempatan kontak secara person to person
pada penyakit yang menular wabah propagated menurut waktu terlihat ada nya beberapa puncak insiden yang makin rendah kerana rangkaian penulran pada kelompok susceptible yang satu akan menimbulkan rangkaian penulran pada kelompok lain dengan suspect yang semakin kecil
Perbedaan common source dan propagated epidemis
No | Ciri | Common source | Propagated |
1. | Onset | ,cepat kenaikan insiden tajam | Lambat, kenaikan landai |
2. | Kurun waktu | Selesai dalam satu masa inkubasi | Beberapa masa inkubasi |
3. | Penurunan insiden | Cepat, bila sumber di hilangkan | Lambat, penularan manjadi terbatas Karena proporsi suitable menjadi kecil |
4. | Periode infektif dari agent | Berkaitan dengan adanya aktivitas yang jangka waktunya pendek | Terus menerus berlangsung di masyarakat |
5. | Masa inkubasi | Sebagian besar kasus lebh pendek dari rata-ratanya | Lebih panjang |
b. Variasi berkala
1. Musiman
sifat musiman yang dalam insiden beberapa penyakit umunya disebabkan oleh factor-faktor penularan yang berubah-ubah menurut musim. Misalnya : malaria (variasi kepadatan vector)
apabila factor resiko dapat di kurangi misalnya melalui program pemberantasan vector, maka insiden pada musim berikutnya tidak akan setinggi puncak pada musim yang lalu.
2. Siklis
perubahan berkala yang terjadi dengan interval lebih panjang dari satu tahun. Perubahan jumlah insiden ini banyak dipengaruhi oleh factor resiko berupa: perubahan imunisasi. Ada perubahan berkala yang berlangsung setiap 2-3 tahun ada yang lebih panjang intervalnya. Apa bila imunitas kelompok penduduk dapat ditingkatkan, misalnya : dengan mengurangi jumlah susceptible, melalui program imunisasi berkala yang terjadi berlangsung dengan interval yang panjang.
3. Secular Trend
kecenderungan yang terlihat pada insiden atau prevalens suatu penyakit akibat perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama. Perubahan ini di pengaruhi oleh factor-faktor resiko berupa jumlah suscpectible.
Pengetahuan tentang penyakit menurut variable waktu berguna untuk :
meramalkan puncak kejadian penyakit
merencanakan upaya penanggulangan nya
melakukan evaluasi dampak penanggulangan yang sudah di kerjakan dengan membandingkan tinggi puncak insiden sebelum dan sesudah penanggulangan
2. Place(tempat)
adalah suatu konsep geografis yang melukiskan suatu daerah di batasi garis lintang dengan garis bujur timur dengan ketinggian dari muka laut.
Tempat dapat juga di batasi hanya kepada kompleks, asrama, tempat kerja dan lain-lain
Contoh:
yellow fever : amerika tengah , amerika selatan dan afrika
TBC : pada daerah penduduk padat dengan social ekonomi rendah
campak : lebih tinggi di daerah rural
cholera : daerah penduduk padat dengan lingkungan jelek
asbestosis : pada pekerja pabrik asbes dll.
3. Person/orang
ada dua factor yang sangat berpengaruh dalam distribusi penyakit pada sekelompok penduduk tertentu yaitu:
a. Intrinsik
1.umur
resiko mendapat penyakit menurut umur mencerminkan derajat imunitas dan exposure agent
contoh :
orang tua : jantung, kanker, penyakit-penyakit non kronis yang kronis
dewasa muda : keelakan, penyakit yang ada hubunngan dengan pekerjaan
semua umur : pencemaran lingkungan yang biasanya lebih jelas pada golongan umur dewasa dan setengah umur
2. Sex
angka kematian pada wanita pada semua umur lebih rendah dari pada pria oleh kerana exposure terhadap resiko pekerjaan, lingkungan, aktivitas dll. Morbiditas penyakit tertentu (missal : GO) dapat lebih tinggi pada wanita karena kesulitan dalam diagnosa. Gejala respiratoris menurut kebiasaan merokok dan sex.
Rate pada kedua jenis kelamin untuk perokok, sama. Sedang pada laki-laki yang tidak merokok lebih tinggi karena factor exposure yang berbeda-beda.
3. Status Perkawinan
secara relaitf resiko mendapat penyakit dapat berbeda pada mereka yang kawin dan yang tidak kawin, misalnya:
penyakit kelamin pada wanita
penyakit piskiatris, karena penderitanya banyak yang tidak kawin.
4. Kelompok Etnis
perbedaan ini umumnya karena factor exposure dan imunitas sebagai akibat perbedaan sosioekonomi dan alat kebiasaan ( agama )
contoh : TBC, Ca penis
5. Status Sosioekonomis
factor exposure (misalnya: lingkungan) dan imunitas sangat berpengaruh pada perbedaan distribusi penyakit tertentu menurut status sosialnya
contoh : komplikasi penyakit.
DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI
Tujuan dari penelitain epidemiologi adalah pengendalian penyakit dan pencegahan penyakit yang diperkirakan akan membebani individu maupun masyarakat dimasa mendatang. Fakto-faktor promotif dan perventif serta manfaat tindakan tertentu terhadap suatu kondisi kesehatan.
Sebelum melakukan penelitian epidemologi, langkah penting yang harus dibuat adalah menentukan desain penelitian
A. Komponen
Ada dua komponen penting pada setiap desain epidemologi yaitu:
1. Subjek yang diamatai
keberadaan pembanding
ada
tidak ada
unit pengamatan
individu
populasi
2. Metode pengamatan
frekuensi pengamatan
1 x
>2x
arah / direction pengamatan
forward, jika pengamatan berawal dari penyebab kemudian akibat
backward, jika pengamatan berawal dari akibat kemudian penyebab.
timing
retrospektif, jika kasusnya sudah terjadi
prospektif, jika kasusnya belum terjadi
B. TIPE PENELITAN EPIDEMOLOGI
Secara garis besar riset epidemologi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Penelitian observasional dan
2. Penelitian experimental
penelitan observasional adalah penelitian epidemologi di mana peneliti hanya mengamati dan sama sekali tidak melakukan intervensi. Sedangkan penelitian eksperimental adalah penelitian epidemologi dimana peneliti akan melakukan intervensi. Intervensi yang dilakukan meliputi usaha aktif untuk mengubah determiinan penyakit.
Dalam table berikiut menunjukkan berbagai tipe penelitian epidemologi, nama alternatifnya, dan unit studi masing-masing penelitian.
Tabbel tipe penelitian epidemologi
Pendekatan yang dilakukan | Jenis rancangan penelitian | Tipe penelitan | Unit study |
Penelitian epidemologi observasional | Deskriptif | Survey institusional |
|
Survey masyarakat |
| ||
Analitik | Cross sectional | Individual | |
Case control | Individual | ||
Cohort | Individual | ||
Penelitian epidemologi eksperimental | Analitik | Uji klinik | Pasien |
Field trials | Individu sehat | ||
Intervensi komunitas | komunitas |
C. PENGELOMPOKKAN DESAIN EPIDEMOLOGI OBSERVASIONAL
ada dua kelompok besar desain studi epidemologi yaitu studi Deskiptif dan studi Analitik. Perbedaan masing-masing dapat dilihat pada matrix berikut ini:
pengelompokkan desain epidemologi observasional
tabel pengelompokkan desain epidemiologi observasional
Item perbedaan | Epidemologi deskriptif | Epidemologi analitik |
1.bentuk desain | Desain tidak lengkap | Desain dasar ada informasi tentang penyebab, akibat, dan informasi dikumpulkan pada tingkat individu |
2.level | Distribusi dan frekuensi | Determinan |
3.siklus penelitian | Informasi penyakit belum di ketahui
Menghasilkan hipotesa | Menghasilkan pertanyaan baru
Menguji hipotesa |
4.pembanding | Tidak ada | ada |
Pembagian desain studi epidemologi dapat pula dikelompokkan sebagai berikut:
Keberadaan pembanding
Ada Tidak ada
Analitik deskriptif
Keberadaan perlakuan unit
Ada Tidak ada
eksperimental observasional individu populasi
a.clinical trial a.kasus control a.studi kasus a.studi korelasi
b.community trial b.kohort b.kasus seri
c.cross sectional c.cross sectional
1. epidemologi deskriptif
pengertian
menggambarkan status kesehatan masyarakat diambil dari data yang sudah ada atau dari sebuah survey. Pengertian epidemologi deskriptif yaitu: suatu study yang menggambarkan pola-pola kejadian penyakit dengan variable orang, tempat, dan waktu. Penelitain model ini tidak mencoba menganalisa adanya hubungan antara factor resiko dan akibat yang ditimbulkan.
TUJUAN DAN KEGUNAAN
menyediakan data dasar dari perencanaan, penyediaan dan penilain upaya pelaynann kesehatan di suatu populasi
menilai kecenderungan pemaparan dalam populasi atau antar populasi
memperoleh petunjuk tentang etiologi penyakit untuk dilanjutkan dengan studi analitik atau intervensi
KEKUATAN DAN KELEMAHAN
a.Kekuatan
relatif lebih mudah dan lebih murah
memungkinkan dikumpulkan data penting factor resiko potensial
tidak banyak menimbulkan masalah etik
b. Kelemahan
tidak dapat menguji hipotesis etiologic
tidak dapat membuat kesimpulan hubungan kausalitas anatara pemaparan dan out come
INDIKATOR
Biasanya mencakup factor-faktor sosio-demografi seperti: umur, gender, ras, status, pekerjaan, dan perilaku kesehtan yang berkaitan dengan kesehtan lingkungan.
CIRI EPIDEMOLOGI DESKRIPTIF
a. Studi Kasus
satu kasus diteliti oleh beberapa orang untuk mendapatkan karakterisktik kasus
biasanya dilakukan terhadap kasus penyakit yang jarang di temukan
hasil yang di harapkan berupa definisi kasus
b.Kasus Seri
sekumpulan kasus sejenis yang didistribusikan berdasarkan variable orang, tempat, dan waktu untuk melihat kecenderungan
c. Studi Korelasi
unit pengamatan adalah populasi
bertujuan untuk meliahat kecenderungan tertentu
d. Cross Sectional
informasi mengenai variable yang dicurigai sebagai factor pemaparan dan out come
jika diketahui dengan jelas mana yang menjadi pemaparan dan out come, serta jelas kaitan hubungan sebab akibatnya.
RUMUSAN HIPOTESIS
Hasil dari suatu studi deskriptif adalah rumusan hipotesis, dimana hipotesis tersebut dapat diperoleh dengan berapa metode, yaitu :
metod of difference ( metode perbedaan )
yaitu adanya suatu factor pada suatu peristiwa dimana pada peristiwa lain factor tersebut tidak muncul
metod of agreement ( metode persamaan )
yaitu : munculnya suatu peristiwa selalu bersamaan dengan munculnya suatu factor
metod of co-joint variation ( metode variasi )
yaitu : perubahan frekuensi suatu peristiwa selalu mengikiti perubahan frekuensi suatu factor
metod of analogy
yaitu persamaan suatu factor dengan factor lain yang sudah diketahui sebagai penyebab penyakit atau sebaliknya
PENYAJIAN DATA
Sebenarnya dalam penyajian data epidemologi berbagai cara dapat di tempuh dimana suatu barisan angka-angka dapat disusun dan dimanipulasikan sedemikain rupa sehingga ada atau tidak adanya perbedaan pada suatu hal yang diamatai dapat terlihat dengan jelas
Pada prisipnya penyajian data ini mempunyai tujuan menyajikan apa yang di peroleh dalam bentuk visualisasi sehingga mudah di pahami, dimengerti dan dianalisa serta ditarik kesimpulan. Tujuan ini dapat tercapai bila penyajian data dibuat sederhana, ringkas dan jelas.
Bentuk-bentuk penyajian data
Pada prinsipnya bentuk-bentuk penyajian data dikelompokkan ada 2 yaitu:
1. Penyajian dalam bentuk teks, tulisan/kalimat. Dan 2. penyajian dalam bentuk angka-angka atau gambar. Bentuk tabel dipilih bila yang ingin dilihat perbandingan variable-variabel di samping memperlihatkan agregat data . bila yang hendak diperlihatkan adalah trend maka pemilihan grafis adalah tepat. Namun harus diingat dalam pembuatan grafis diperlukan data lebih banyak. Selanjutnya bila yang diperlihatkan adalah gambaran perbandingan secara menyeluruh maka penggunaan chart lebih mencapai sasaran.
penyajian data dalam bentuk kalimat/tulisan
penyajian data yang disusun dalam bentuk kalimat untuk mengnungkapkan data secara tertulis. Ucapan-ucapan dalam dialog yang mengungkapkan data juga termasuk dalam kategori ini.
penyajian data dalam bentuk angka dan gambar
tabel
grafik
chart/diagram
1. TABEL
Yaitu: sutau kumpulan data yang disusun dalam kolom dan baris. Tabel yang dikenal dengan nama “statistikcal table “ merupakan cara sederhana yang banyak digunakan pada penyajian data dalam bentuk yang mudah dipahami.
Suatu tabel yang baik adalah tabel yang menggambarkan kesatuan, sebagai suatu cerita lengkap yang berhubungan dengan sekumpulan data. Dengan kata lain tujuan tabel adalah memperlihatkan frekuensi kejadian kategori yang berbeda.
Bagian-bagian dari tabel
nomor tabel
judul tabel yang menerangkan siapa
tabel kolom
tabel baris
badan data
total
catatan kaki
pada dasarnya ada dua jenis tabel, yaitu: tabel biasa dan tabel distribusi frekuensi
a. tabel biasa
digunakan untuk bermacam keperluan guna menginformasikan data dari hasil penelitian atau penyelidikan.
Tabel penderita demam berdarah, kecamatan cakung Jakarta. 1987
No | Nama | Umur | Jenis kelamin | Pendidikan | Dsb |
1 | Sarif | 10 | Kali-laki | SD |
|
2 | Yani | 15 | Perempuan | SMP |
|
3 | Dinda | 14 | Perempuan | SMP |
|
Dst |
|
|
|
|
|
b. Tabel distribusi frekuensi
adalah penyusunan suatu data mulai dari terkecil sampai terbesar yang membagi banyaknya data kedalam beberapa kelas.kegunaan data yang masuk adalah untuk memudahkan dalam penyajian data, mudah dibaca, dan mudah dipahami sebagai bahan informasi.
Table.
JUMLAH PENDERITA BARU TBC MENURUT GOLONGAN UMUR DI INDONESIA TAHUN 1973
Golongan umur | Julah kasus |
0-4 | 1.242 |
5-14 | 1.081 |
15-24 | 2.842 |
25-44 | 8.153 |
45-64 | 10.916 |
65 < | 7.124 |
Total | 30.998 |
2. Grafik
suatu metode untuk menyajikan data kuantitatif dengan menggunakan system koordinat (x dan y). ada juga yang mengidentifikasikan sebagai lukisan pasang surutya suatau keasaan dengan garis atau gambar.
Macam-macam grafik
Apabila data yang disusun rapi berbentuk distribusi frekuensi dapat di gambarkan dengan cara membuat grafik. Dari bermacam-macam bentuk grafik yang paling sering di gunakan yaitu: histogram dan polygon frekuensi
a. Histogram
adalah grafik yang menggambarkan distribusi frekuensi dengan bentuk beberapa segi empat kegunaan: untuk mengambarkan kurva epidemic
cara terbaik membuat histogram dengan menggunakan kelas interval yang sama, bila menggunakan kelas interval yang tidak sama harus diingat total area consespt
table
b. Poligon Frekuensi
gunanya: bila ingin menyajikan 2 set lebih data dalam distribusi frekuensi. Di bentuk bedasarkan histogram dengan menghubungkan titik tengah kelas interval pada ketiggian frekuensi distribusinya.
3.chart/diagram
adalah suatu cara penyajian data statistic dengan menggunakan satu koordinat. Gunanya adalah untuk membandingakan besarnya perbedaan beberapa kejadian.
Macam-macam diagram.chart
Diagram batang, (bar chart), diagram garis, dan diagram lingkaran
a. Diagram Batang
digambarkan dalam bentuk balok yang mempunyai kolom lebar dan dipisahkan oleh sauatu jarak. Panjang balok dalah nila proporsi dari frekuensi kejadian
Dapat disajikan dalam posisi vertical atau pun horizontal
Gambar
b. Diagram Garis
gunanya. Menggambarkan perubahan nila dalam satuan waktu. Diagram ini hanya dapat menyajikan data kuantiatif. Angka pada axis dapat dimula dari nol, tapi dapat juga tidak
tabel
c. Diagram Lingkaran ( pie chart )
adalah bentuk penyajian berupa berupa circle yang dibagi - bagi berdasarkan proprsi kejadian terhadap keseluruhan. Digunakan untuk penyajian data berbentuk kategori yang dinyatakan dalam persentase
Table
EPIDEMOLOGI ANALITIK
Pengertian
Adalah suatu study yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab akibat dari suatu hipotesis
.
DESAIN STUDY ANALITIK
Ada dua jenis desain studi analitik yaitu : desain eksspresimental dan desain observasional yang masing-masing mempunyai cirri khas, dan desain –desain lain yang lebih kecil di bawahnya.
KOHORT
Adalah rancangan penelitian yang mempelajari hubungan anatara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan antara kelompok dengan paparan factor resiko dan kelompok tanpa paparan factor resiko berdasarkan status penyakit.
1. Ciri-ciri
penelitian ini merupakan penelitian longitudinal yaitu:
dimulai dari status keretpaparan
arahnya selalu maju ( prospektif )
artinya, penelitian dimulai dengan mengindentifikasikan status paparan factor resiko. Pada saat mengidentifikasikan status paparan factor resiko, semua subjek penelitian harus bebas dari penyakit yang diteliti. Setelah itu subjek – subjek dengan maupun tanpa pemaparan factor resiko didikuti terus secara prospektif sampai timbulnya efek ( penyakit tertentu )
secara skematis, rancangan penelitian kohort dapat di gambarkan sebagai berikut:
gambar
perjalanan waktu
arah penyusulan data
Penyakit ( + ) FR ( + )
Penyakit ( - )
Subyek Anggota populasi sehat
POPULASI
Penyakit ( + )
FR ( - )
Penyakit ( - )
2. Populasi
relatif harus stabil
mudah diamati dan terjangkau
memiliki derajat keterpaparan yang cukup tinggi
tidak sedang menderita penyakit yang diamati
3.Kelompok Pembanding
penduduk dari kelompok kohort yang sama
populasi umum dan populasi kohort
populasi lain yang memiliki kedaan hamper sama, kecuali factor pemapar.
4. Kelebihan
mendapatkan insiden risk dan relative risk secara langsung
dapat melihat hubungan satu penyebab terhadap beberapa akibat
dapat mengikuti secara langsung kelompok yang di pelajari
dapat menentukan mana yang lebih dulu causa atau efek
biasnya lebih kecil
5. Kekurangan
membutuhkan biaya yang relative mahal
lama dalam persiapan dan hasil yang di peroleh
hanya bias mengamati satu factor penyebab
kurang bagus untukpenyakit yang jarang
6. Ukuran / analisa yang di peroleh
a. insiden risk ( IR )
b relative risk ( RR ) = IR kelompok terpapar = a/a + b
IR kelompok tidak terpapar c/c + d
c. attribute risk = IR kelompok terpapar – Ir kelompok tidak terpapar
7. Interpretasi
a. RR = 1, resiko kelompok terapapar sama dengan kelompok tidak terpapar
b. RR > 1, terpapar menyebabkan sakit
c. RR <>
contoh soal:
| Ya | Tidak |
Ya | 40 | 20 |
Tidak | 10 | 50 |
1.IR kelompok terpapar : a = 40 = 2 = 0.67
a + b 40 + 20 3
2.IR kelompok tidak terpapar : c = 10 = 1 = 0.167
c + d 10 + 50 6
3.Relatif Risk ( RR ) : 2/3 = 4
1/6
4.interpretasi terpapar 4 kali menyebabkan sakit
KASUS KONTROL
Penelitian kasus control merupakan penelitian epidemologi longitudinal retrospektif. Penelitian ini berusaaha untuk mendapatkan adanya hubungan sebab akibat anatara 2 variable dalam penelitian.
1. Ciri-ciri
pada penelitian ini hubunngan 2 variabel di pelajari dengan pendekatan secara restropektif artinya:
dimulai dari status outcome ( akibat/efek/kondisi di identifikassikan terlebih dahulu ) baru kemudian sebab
sehingga arahnya selalu mundur.
Gambaran
Perjalanan waktu
Arah penyusunan data
FR (+) Kasus (subjek dengan kondisi penyakit tertentu
FR (-)
POPULASI
FR (+)
Control (subyek tanpa kondisi penyakit tertentu )
FR (-)
2. Kelompok Control
harus dapat menggambarkan asal dari status
dapat terjadi bias seleksi
3. Kelebihan
relatif lebih murah dan cepat memperoleh hasil dan cepat dalam persiapan survey
baik dilaksanakan untuk survey penyakit yang jarang atau masa latenya panjang
dapat melihat hubungan beberapa penyebab terhadap satu akibat
4. Kekurangan
sulit untuk menentukan kelompok control yang tepat
karena waktu proses sudah berlalu, maka sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat, adanya pengaruh factor luar dan tidak dapat diketahui lebih mendalam mekanisme hubungan sebab akibat
tidak dapat menentukan relative risk secara langsung
sulit untuk menentukan apakah “ causa “ mendahului “ effect “
5. Ukuran / analisis yang diperoleh
Odds Ratio, yang merupakan estimasi relative risk
6. Interpretasi
OR = 1, resiko kelompok yang terpapar sama dengan kelopok yang tidak terpapar
OR > 1, terpapar menyebabkan sakit
OR <>
contoh soal
| Ya | Tidak |
Ya | 40 | 20 |
Tidak | 10 | 50 |
1. OR = a x d = 40 x 50 =10
b x c = 20 x 10
2.interprestasi : terapapar 10 kali menyebabkan sakit
CROSS SECTIONAL / POTONG LINTANG
Merupakan desain penelitian yang mempelajari hubugan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada populasi tunggal, pada suatu waktu atau periode
1. Ciri-ciri
pengamatan paparan dan outcome serentak
populasi tunggal
penelitian ini mengukur prevalensi keluaran status kesehatan dan determinan atau keduanya dalam populasi pada satu titik waktu atau periode waktu yang singkat
sehingga peneliti akan memotret frekueni dan karater penyakit serta paparan factor penelitian pada suatu populasi dan pada suatu saat tertentu.
Diagram
Populasi / sample penelitian
Exporsure ( + ) Exposure ( - )
Out come ( - ) Outcome ( + ) Out come ( + ) Out come ( - )
2. Tujuan
adalah untuk memperoleh gambran pola penyakit dan determinan-determinan pada populasi sasarn
3. Kelebihan
adalah penyelsaian pengumpulan data yang cepat dan efisien
4. Kekurangan
penalaran hubungan sebab-akibat sulit diajukan sehingga kesimpulan korelasi factor resiko dengan penyakit lemah
D.STRATEGI PEMEILIHAN DESAIN EPIDEMOLOGI OBESERVASIONAL
Pemilihan desain epidemologi sangat di tentukan oleh banyak hal. Berikut desain epidemologih
Table perbandingan atribut pada desain epidemiologic observasional analitik
Dasar penelitian | Jenis desai epidemilogik | ||
Cross sectional | Kausus control | Kohort | |
Klasifikasi populasi | Populasi yang : 1.tanpa paparan dan tanpa penyakit 2.tanpa paparan dengan penyakit 3.dengan paparn dan penyakit 4.dengan paparn dan tanpa penyakit | Kasus-kasus dengan kondisi tanpa cirri-ciri khas danpopulasi control | Populasi yang bebas dari kondisi penyakit |
Alur waktu penelitian | Satu periode | Retrospektif | Prospektif |
Hasil perbandingan | Pervalensi penyakit pada populasi dengan factor resiko dan pada populasi yang tanpa factor resiko | Prevalensi paparan factor resiko antara kelompok kasus dan kelompok control | Insiden penyakit pada kelompok yang terapapar factor resiko dan kelompok yang tidak terpapar |
Pengukuran resiko | Rasio prevalensi | OR | Resiko attribute |
Kekuatan hubungan sebab akibat | paling lemah | Cukup kuat hanya masih perlu analisa lebih cermat dan mendalam | Paling baik |
Ada beberapa dasar yang perlu di perhatikan sebelum menenttukan pilihan dasar yang tepat. Dasar-dasar tersebut adalah sebagai berikut
Table dasar pemilihan desain epidemiologic observasional
Dasar penelitian | Jenis desai epidemilogik | ||
Cross sectional | Kausus control | Kohort | |
Penyakit langka | Tidak cocok | Paling baik | Tidak praktis ( memerlukan waktu dan tenaga banyak ) |
Untuk menunjukkan factor resiko yang tepat | Hanya mampu memberikan dugaan | Hanya memungkinkan untuk membuat pemikiran | Paling baik |
Waktu dan uang | Di antara kasus control dan kohort | Paling sedikit | Paling baik |
Selain beberapa dasar di atas, berikut merupakan kelebihan dan kekurangan berbagai desain epidemologik yang bias sebagai bahan pertimbangan
Table kelebihan dan kekurangan desain epidemiologic observasional analitik
atribut | Jenis desain epidemologik | ||
Cross sectional | Kasus control | Kohort | |
Kemungkinan terjadinya selection bias | Sedang | Tinggi | Paling rendah |
Kemungkiinan terjadinya recall bias | Tinggi | Tinggi | Paling rendah |
Kemungkinan subjek penelitian tidak dapat diikuti sampai penelitian selesai | Sangat rendah | Rendah | Tinggi |
Kemungkinan adanya factor pengganggu | Sedang | Sedang | Paling rendah |
Table dasar desain penelitian dan tujuan penelitian
Tujuan penelitian | Desain penelitian |
Memunculkan hipotesis etiologi baru mengenai dterminan lingkunagn terhadap penyakit tertentu | Kasus control |
Memunculkan hipotesis etiologi baru efek kesehatan dari factor tertentu | Kohort retrospektif |
Identifikasi determinan lingkungan pada penyakit tertentu dan jarang, dengan periode laten yang lama | Kohort retrospektif, kausus control |
Mengukur kebutuhan kesehatan terhadap servis, fasilitas dan program pada populasi target | Cross sectional |
E. AKURASI STUDI EPIDEMOLOGIK
Akurasi studi epidemologik di pengaruhi oleh 2 hal yaitu:
1. Validasi / ketetapan
suatu ukuran untuk menyatakan keabsahan penelitian. Ketidakvalitan penelitian dapat di sebabkan oleh bias / kesalahan yang sifatnya sistematik, yaitu: adanya confounding factor, misklasifikasi dan kesalahan seleksi.
2. Reliabilitas / presisi / ketetapan
yaitu : reprodusibilitas hasil penelitian atau tingkat kesamaan hasil penelitian jika penleitian tersebut di ulang-ulang. Ketidak rreliabelan suatu penelitian dapat di sebabkan oleh bias / kesalahan yang bersifat random
Tambahan
Di dalam epidemologi terdapat 2 tipe pokok pendekatan atau metode yaitu :
Epidemologi Deskriptif
didalam epidemologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable-variabel epidemologi yang terdiri dari orang, tempat dan waktu
1.1 Orang
disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas social, pekerjaan golongan etnik, statis
1.1.1 Umur
umur adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidiakn epidemologi. Didalam mendapatkan laporan umur yang tepat.pada masyarakat pedesaan yang kebanyakan masih buta huruf hendaknya memanfaatkan sumber informasi seperti catatan petugas agama, guru, lurah dan sebagainya. Hal ini tentunya tidak menjadi soal yang berat di kala mengumpulkan keterangan umur bagi mereka.
Pembagian-pembagian umur menurut WHO
a. Menurut tingkat kedewasaan
0-14 tathun : bayi dan anak
15-49 tahun : orang muda dan dewasa
b. Interval 5 tahun
kurang 1 tahun
1-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun dan sebagainya
c. Untuk mempelajari penyakit anak
0-4 bulan
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 bulan
5-9 ttahun
10-14 tahun
1.1.2 Jenis kelamin
angka-angka dari luar negeri menunjukan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut. Perbedaan angka kematian ini dapat di sebabkan oleh factor-faktor intrinsic
yang pertama factor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal sedangkan yang kedua oleh karena factor lingkungan. Di Indonesia keadaan itu belum di ketahui.
1.1.3 Kelas social
adalah variable yang sering pula dilihat hubunganya dengan angka kematian dan kesakitan, variable ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.karena hal-hal ini dapat mempengaruhi bebagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan maka tidaklah apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan dan kematian antara berbagai kelas social
1.1.4 Jenis pekerjaan
jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan yakni
adanya factor lingkungan yang dapat menimbulkan kesakitan
seperti : bahan-bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya
situasi pekerjaan yang penuh dengan stress
ada tidaknya “ gerak badan “ di dalam pekerjaan
penyakit karena cacing tambang telah lama di ketahui terkait dengan pekerjaan di tambang
jenis pekerjaan apa saja yang hendak di pelajari hubunganyadengan suatu penykit dapat pula memperhitungkan pengaruh vareiabel umur dan jenis kelamin
1.1.5 Penghasilan
ialah menilai hubungan antar penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan .
1.1.6 Golongan etnik
didalam mempertimbangkan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit antar golongan etnik hendaklah diingat kedua golongan itu harus di standarisasikan menurut susunan umur, dan jenis kelamin.
Penelitian pada goloangan etnik dapat memberikan keterangan mengenai pengruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit.
1.1.7 Status perkawinan
dari penelitian yang telah di tujukan bahwa terdapat hubungan antara kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai, dan janda. Angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu
1.2 Tempat
pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit, perbandingan dari suatu penyakit untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologic penyakit
perbandingan pola penyakit sering dilakukan anatar :
batas daerah pemerintah
kota dan pedesaan
daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam
negara-negara
regional
untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologic penyakit, perbandingan menurut batas-batas alam yang lebih berguna dari pada batas-batas administrasi pemerintahan
pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat di gambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu wilayah mengenai kaum migrant. Di dalam memperbandingkan angka kesakitan aatau angka kematian antar daerah perlu di perhatikan terlebih dahulu di tiap tiap daerah
susunan umur
susunan kelamin
kualitas data
derajat representative
banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu, miaslnya penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di amerika latin.penduduk yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyeba penyakit. Daerah dimna vector dan persyaratan iklim di temukan tetapi tidak ada sumber infeksidisebut “ receptive area “
1.3 Waktu
mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemologis, oleh karena perubahan – perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan factor-faktor etiologis, debedakan menjadi 2 yaitu :
fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa hari, beberapa jam, minggu dan bulan
perubahan perubahan secara sikuls dimana perubahan – perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang.
perubahan–perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun yang di sebut : “ secular trends “