informasi -kesehatan40

Minggu, 30 September 2007

SISTEM ENDOKRIN



DEFINISI

sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.

hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.


kelenjar endokrin

organ utama dari sistem endokrin adalah: gambar

1. hipotalamus

2. kelenjar hipofisa

3. kelenjar tiroid

4. kelenjar paratiroid

5. pulau-pulau pankreas

6. kelenjar adrenal

7. buah zakar

8. indung telur.

selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.

hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa:

beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.


kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.

beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.

hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.


tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:

sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak

sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat

medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.


banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin.

beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah.

contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.


KELENJAR HIPOFISE

suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus yaitu : “lobus enterior dan lobus posterior”

1. lobus anterior ( adenohipofise ) = menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain. Contoh hormon antara lain:

  • hormon somatrotopik = mengendalikan pertumbuhan tubuh

  • hormon tirotropik = mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin

  • hormon ACTH ( adrenokortikotropik ) = menegndalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal

2. lobus posterior ( neurohipofise ), lobus ini mengeluarkan 2 jenis hormon anatar lain:

  • hormon ADH (anti diuretik hormone) = mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos. ADH disebut juga sebagai hormon pituitrin

  • hormon oksitosin = merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid.


KELENJAR TIROID

terdiri atas 2 buah lobus yang terletak di sebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Letak, di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.

Fungsi kelenjar tiroid adalah:

1. bekerja sebagai perangsang proses oksidasi

2. mengatur penggunaan oksidasi

3. mengatur pengeluaran CO2

4. metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan

5. pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.


Hipofungsi akan menyebabkan penyakit kretinisme dan penyakit miksedema sedangkan,

hiperfungsi akan menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.


KELENJAR PARATIROID

terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.

fungsi umum kelenjar paratiroid adalh:

a. mengatur metabilisme fosfor

b. mengatur kadar kalsium darah


hipofungsi akan menyebabkan penyakit tetani sedangkan,

hiperfungsi akan menyebabkan kelainan-kelainan seperti: sakit pada tulang, kadar kalsium darah meningkat, dan kelemahan pada oto-otot


KELENJAR TIMUS

letak = di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam torak kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun.

Fungsi kelenjar timus adalah:

a. mengaktifkan pertumbuhan badan

b. mengurangi aktivitas kelenjar kelamin


KELENJAR PANKREATIKA

terdapat pada belakang lambung di depan vetebra limbalis I dan II. Terdiri dari sel-sel alfa dan beta..Sel alfa = menghasilkan hormon glukagon,sel beta = menghasilkan hormon insulin

fungsi hormon insulin adalah:

mengendalikan kadar glukosa dan memperbaiki tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.


NB: kepulauan langerhans

dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pula-pula langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas: dasar granulasi dan pewarnanya separuh dari sel ini mensekresikan insulin, yang lainya menghasilkan polipeptida dari pankreas.

Fungsi: sebagai sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas, serta menghambat sekresi glikogen.


KELENJAR KELAMIN

ada 2 kelenjar yaitu: kelenjar testika dan kelenjar ovarika

  • kelenjar testika

terdapat pada laki-laki terletak pada skortum menghasilkan hormon “ testosteron “.

Fungsi testosteron adalah:

1. menentukan sifat kejantanan

2. menghasilkan sel mani

3. mengontrol pekerjaan seks sekunder laki-laki (kumis, jakun, jenggot, dll)

  • kelenjar ovarika

terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kana uterus,menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.

fungsinya adalah:memberikan sifat kewanitaan (pinggul yang besar, payudara yang besar, dll











Minggu, 16 September 2007

GALL STONE ILLNESS

The main difference that can appear on womb gall is formed gall stone. On womb gall, stone can causes inflammation is called acute chollesistitis or terrific pain in the right side and spread to back ( colic biler ).
Sometimes, stone formed on momb tube, example because seam trace of surgery or an Asian because similliar of parasit warm. Because of damage, womb tube become narrow and can causes yellow illness and may be spread infection to heart.
Causes of Gall Stone
Complex of balance
Womb on the body arranged on complex of balance, because at the normal person on the moment there is overcome colesterol that will be dissolved to become womb fluid. It can be happen at the middle of night and wacked if fasting purposely on the long time.
Overcome Colesterol
Overcome colesterol not enough to form gall stone, must be the other factor of flashes that start happening stone gall formed. The particle appeared protein that found in mucus that formed womb gall an little amount, maybe colesterol make a particle like solid crystal that small measure.
Bilirubin
Bilirubin on womb is very easy to dissolve and never cause the problem if not to do. Bilirubin can explain by a kind of enzym ( protein ) that founded on gall tube and also there is on bactery and a kind of warm that can cause infection on womb gall. If it happened bilirubin can joint with colesterol make mixture stone, or can formed stone like pigment without combination with other component or joint with calcium.
Obesitas
Obesitas can make easy formed of gall. But on the over weight person if weight decrease cuickly can cause gall stone too.
Medicines
A kind of medicine can cause heart to out of colesterol into tube gall, and maybe formed gall stone. Klofibrat, gemribosil and bezabirat are some of medicine that can form stone.
The Symptomp of Gall Stone
Colic Biler
Colic biler is a terrific pain on upper of abdomen that can happen everytime, and also at the middle of night. Usually pain on the right side, spread to back and continue until a few of hour and can cause the sustain vomit.
Yellow Illness because of Pluging
Yellow illness appear because of plug on tube gall by stone. Usually pain and the body look yellow and rather green if not cured.
Acute Cholesistitis
Acute cholesistitis is a situation there is inflammation on womb gall. Usually it happen because of plug by stone on the tube into womb gall. It happen suddenly or slowly on few days. The complain like fever and pain on upper right of abdomen. If the imflamation continued, womb gall can failed pus.
Acute Pancreatitis
Acute pancreatitis is pain that attack suddenly and short continue. It can happen because of a small stone that plug gall tube to intestinum, that make inflammation on estuary to intestinum minor and pancreas tube.
Medication of Gall Stone
Opeartion on Gall Stone
Operation with take womb gall because there is stone on it called cholesistectomy. Operation have done more than a hundred year and still have done the best to solve gall stone.
Medication by Using Conedeocsicolic and Ursodeocsicolic Acid
A both of this medicine can dissolved colesterol of gall stone that the diameter unless 15mm and this stone not pregnant other particle like calcium. For medication are needed conedeocsicolic acid on high dosage, but it often causing dyare. Dyare will decrease if the dosage decreased, but make the medication not effective. For used on low dosage, ursodeocsicolic increased, so can increasing effect that raised.
Injuring a kind of fluid into tube that formed “T” and this fluid will dissolve gall stone
After a few of days, stone will reduce so can pass gall tube or moreover lose. The fluid that usually injured is monooctamin.

IMUNOLOGI


SISTEM IMUN

Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisma (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan tertingkat. Keimunan merujuk kepada keupayaan sesuatu individu yang telah sembuh dari sesuatu penyakit untuk kekal sihat apabila terdedah kepada penyakit yang sama untuk kali kedua dan seterusnya. Imunologi ialah cabang bidang perubatan yang berkaitan dengan gerak balas tubuh terhadap antigen. Pengimunan atau pemvaksinan menjana keupayaan untuk bertahan terhadap sesuatu penyakit tanpa mendedahkan tubuh kepada penyakit tersebut. Apabila sistem imun cacat, tertekan atau gagal, seperti dalam Sindrom Kurang Daya Tahan (AIDS) dan penyakit-penyakit kurang keimunan, kesannya ialah jangkitan yang teruk atau boleh membawa maut.
Suatu ciri asas sistem imun ialah keupayaan untuk membezakan bahan-bahan yang wujud secara semula jadi atau normal (diri) dari bahan-bahan atau agen-agen yang masuk ke dalam tubuh dari luar (bukan diri) dan menghasilkan gerak balas terhadap bahan bukan diri sahaja. Ketidakwujudan khusus suatu gerak balas terhadap diri dikenali sebagai toleransi. Peri pentingnya keupayaan untuk membezakan (mendiskriminasi) antara diri dan bukan diri, serta toleransi diri, ditunjukkan dalam penyakit-penyakit autoimun, apabila fungsi-fungsi tersebut gagal. Penyakit-penyakit ini terhasil apabila bahan normal tubuh dicam sebagai asing dan gerak balas imun dihasilkan terhadap bahan-bahan tersebut. Walau bagaimananpun, sistem imun lazimnya amat berkesan membezakan antara diri dan bukan diri.

SEJARAH IMUNOLOGI:

Orang-orang pada abad ke-15 mengamalkan menghidu bahan-bahan dari parut pesakit cacar (smallpox) untuk memperolehi keimunan. Walau bagaimanapun inokulasi bahan yang masih aktif didapati amat merbahaya. Edward Jenner membuat cerapan bahawa individu yang dihinggapi cowpox amat jarang dihinggapi smallpox. Pada 1796 Jenner mengaruh cowpox pada seorang kanak-kanak dan kemudian cuba menginfeksi beliau dengan smallpox tetapi keimunan yang diaruh oleh virus cowpox didapati berkesan terhadap smallpox. Louis Pasteur menunjukkan pada 1879 kultur bakteria kolera ayam yang dibiarkan lama telah hilang keupayaan untuk menyebabkan penyakit, dan kultur yang baru tidak dapat menyebabkan penyakit pada ayam yang telah didedahkan kepada kultur lama. Pendedahan kepada mikrob yang mati atau telah dilemahkan ke dalam tubuh untuk membentuk keresistanan dipanggil pemvaksinan (vaccination). Pemvaksinan digunakan terhadap penyakit-penyakit jangkitan bakteria seperti kolera, difteria, tetanus, tifoid, batuk kokol dan jangkitan virus seperti hepatitis B, measles, mumps, poliomielitis, rabies dan demam kuning.
Kerja-kerja Jenner dan Pasteur merupakan titik permulaan bidang imunologi secara saintifik. Paul Ehrlich mencadangkan teori keimunan humor yang menekankan peranan antibodi, iaitu protein-protein yang dihasilkan oleh sel-sel dan dibebaskan ke dalam darah, sebagai agen utama keimunan. Elie Metchnikoff, mencadangkan teori keimunan perantaraan sel, di mana fagosit-fagosit memainkan peranan utama mengesan bahan asing termasuk organisma menginfeksi. Kini diketahui kedua-dua teori adalah betul.

FUNGSI SISTEM IMUN:

Sistem imun adalah perlu untuk kemandirian kerana ia membekalkan keupayaan untuk sembuh dari penyakit serta keimunan yang melindungi untuk masa yang lama. Dalam keadaan biasa apabila sistem imun terdedah kepada organisma asing ia bertindak-balas dengan menghasilkan antibodi dan rangsangan limfosit spesifik-antigen, yang membawa kepada pemusnahan mikroorganisma dan peneutralan produk-produk toksik (toksin). Suatu fungsi penting sistem imun ialah mengawasi sel-sel tubuh supaya ia tidak abnormal. Sel-sel terinfeksi virus, sel-sel malignan atau sel-sel individu lain dari spesies yang sama, mempunyai penanda-penanda protein pada permukaan luar yang memberi isyarat kepada sistem imun supaya memusnahkannya. Protein-protein ini tergolong dalam sistem yang dipanggil kompleks kehistoserasian utama (Major histocompatibility complex; MHC).
Gerak balas imun kadangkala boleh memudaratkan. Gerak balas ini boleh menyebabkan proses-proses patologi semasa infeksi dan keautoimunan. Istilah kehiperpekaan atau alergi digunakan apabila gerak balas imun menyebabkan kerosakan tisu dan membahayakan hos. Tindak balas seperti ini terhadap bahan-bahan asing yang lazimnya tidak berbahaya boleh menyebabkan kesan-kesan teruk seperti anafilaksis dan maut. Dalam sesetengah kes, sel-sel normal disalahcam sebagai asing atau tidak normal. Sistem imun mungkin menghasilkan antibodi dan mengaktifkan limfosit terhadap sel-sel tersebut menyebabkan penyakit-penyakit autoimun seperti lupus eritematosus, myasthenia gravis, diabetes dan penyakit Graves.

SEL DAN TISU:

Sistem imun terdiri dari jenis gerak balas umum, gerak balas perantaraan antibodi dan perantaraan sel. Sel-sel yang menghasilkan respons kepada antigen ialah limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang berkembang dalam organ limfa primer yang berbeza: Limfosit B (sel B) berkembang dalam sum-sum tulang; limfosit T (sel T) berkembang dalam timus. Sel B terlibat terus dalam penghasilan antibodi. Sel-sel plasma, yang berasal dari sel B, merembeskan antibodi yang beredar dalam saluran darah atau dirembeskan pada permukaan mukosa usus dan saluran pernafasan. Antibodi menyebabkan peneutralan atau lisis organisma luar sel seperti bakteria, virus bebas dan parasit atau membantu fagositosis organisma tersebut oleh neutrofil dan makrofaj.
Sel T terlibat dalam keimunan perantaraan sel. Ada dua kelas sel T: sel T penolong dan sel T sitotoksik. Sel T penolong mengaktifkan limfosit lain, termasuk sel B dan sel T sitotoksik, serta makrofaj, dengan merembeskan bahantara protein larut yang dipanggil sitokina (atau limfokin). Sel T sitotoksik memusnahkan sel sasaran seperti sel terinfeksi virus atau sel tumor. Kedua-dua jenis sel T ini boleh dibezakan berdasarkan kehadiran penanda permukaan yang dipanggil CD4 (pada sel T penolong) dan CD8 (pada sel T sitotoksik). Molekul CD4 juga penting sebagai reseptor untuk HIV, yang menginfeksi sel T penolong. Kedua-dua sel T penolong dan sitotoksik terlibat dalam keimunan perantaraan sel seperti yang berlaku untuk pemusnahan organisma intrasel seperti virus dan bakteria yang boleh memandiri dalam makrofaj. Ini dilakukan dengan pemusnahan sel terinfeksi virus atau pengaktifan makrofaj untuk meningkatkan potensi bakterisidnya oleh sel T.
Limfosit B dan T matang terdapat dalam organ limfa sekunder atau periferi seperti buku limfa, limpa dan tisu limfa mukosa, di mana gerak balas imun diaruh. Sel-sel ini juga beredar dalam saluran darah. Daya gerakan (mobility) merupakan satu aspek penting kelakuan limfosit, kerana ini membolehkan sel-sel tersebut mencari antigen-antigen yang masuk ke dalam tisu. Kebanyakan limfosit berkitar antara tisu limfa dan saluran darah; dari darah sel-sel ini juga masuk ke kawasan-kawasan di mana berlaku keradangan (inflammation) dan bertindak-balas dengan antigen mikrob yang menyebabkan infeksi. Kehadiran limfosit pada bilangan yang tinggi dalam tisu bukan limfa ialah penunjuk terdapatnya gerak balas imun setempat, seperti pada lesi-lesi terinfeksi atau tempat-tempat di mana berlaku gerak balas autoimun.
Satu kumpulan kecil limfosit yang bukan sel B atau sel T dipanggil sel pembunuh semula jadi atau sel-sel NK (natural killer cells). Sel-sel ini terdiri dari limfosit bersaiz besar, mengandungi berbagai granul sitosplasma, dan terdapat terutamanya dalam limpa serta peredaran. Asal usul sel-sel NK tidak pasti tetapi sel-sel ini mampu memusnahkan sel tumor dan sel terinfeksi virus secara spontan tanpa aruhan spesifik. Sel-sel ini juga boleh memusnahkan sel-sel yang diselaputi antibodi spesifik.
Untuk mengaktifkan limfosit, antigen perlu dicam oleh reseptor khusus pada permukaan sel. Reseptor pada permukaan sel B ialah imunoglobulin (atau antibodi). Reseptor sel T hampir serupa seperti tetapi tidak seiras dengan antibodi. Berbeza dari antibodi, reseptor sel T hanya terdapat pada permukaan sel dan tidak dirembeskan. Satu lagi kumpulan protein permukaan yang berinteraksi dengan antigen ialah molekul MHC, yang dikodkan oleh gen-gen MHC. Protein-protein MHC bergabung dengan peptid yang berasal dari antigen protein. Pergabungan ini berlaku pada "lekuk" pergabungan khusus. Protein MHC terdapat dalam dua jenis, molekul MHC kelas I dan kelas II. Sel B boleh mengcam antigen dalam apa bentuk pun, tetapi sel T hanya mengcam antigen pada permukaan sel lain dalam bentuk peptid tergabung kepada molekul MHC. Sel T penolong mengcam peptid pada molekul MHC kelas II tetapi sel T sitotoksik mengcam peptid pada molekul MHC kelas I.
Langkah-langkah yang berlaku semasa antigen protein dicuraikan kepada peptid yang tergabung kepada molekul MHC untuk pengcaman sel T dikenali sebagai pemprosesan dan persembahan antigen (antigen processing and presentation). Pada peringkat induksi gerak balas imun, sel-sel spesifik mempersembahkan antigen, menelan dan menjalankan pencuraian separa ke atas protein asing, kemudian mengekspres pecahan peptid dari antigen tersebut pada permukaan sel tergabung pada lekuk molekul MHC kelas II. Kompleks MHC-peptid ini kemudian dicam oleh reseptor sel T penolong. Dalam gaya yang sama, sel T sitotoksik mengcam pecahan peptid dari virus yang dipersembahkan tergabung dengan molekul MHC kelas I pada permukaan sel terinfeksi virus.

GERAK BALAS IMUN:

Apabila antigen asing diperkenalkan ke dalam tubuh untuk kali pertama, gerak balas imun lazimnya mengambil masa 7-14 hari untuk mencapai kemuncak dan lazimnya gerak balas ini tidak tinggi dan berakhir dalam masa yang singkat. Ini ialah gerak balas imun primer. Tetapi jika antigen yang sama diperkenalkan untuk kali kedua, gerak balas sekunder berlaku dan gerak balas ini adalah lebih cepat, lebih tinggi dan tahan lebih lama. Gerak balas sekunder ialah ungkapan fenomenon ingatan imunologi (immunological memory).
Prinsip-prinsip sel yang menjadi asas pengcaman dan gerak balas imun diterangkan melalui teori pemilihan klon yang dikemukakan oleh MacFarlane Burnet pada 1959. Tujahan teori ini adalah seperti berikut: sesuatu antigen asing tertentu bergabung dengan limfosit-limfosit tertentu yang mempunyai reseptor khusus yang boleh berinteraksi dengan antigen tersebut. Dalam populasi limfosit taburan tapak-tapak reseptor terdapat secara klonal; oleh kerana semua reseptor pada sesuatu limfosit mempunyai tapak pergabungan antigen yang serupa, setiap satu limfosit hanya boleh mengcam dan menghasilkan respons terhadap satu antigen. Oleh kerana setiap individu mampu menghasilkan respons terhadap bilangan antigen yang amat tinggi, ini bermakna sistem imun terdiri dari banyak klon-klon limfosit yang berbeza. Antigen akan memilih sel B dan sel T spesifik antigen yang betul (sesuai) dari populasi yang besar ini.
Selepas suatu antigen bergabung dengan reseptor-reseptor spesifik pada limfosit T atau sel B, dan isyarat-isyarat lain yang diperlukan telah dibekalkan, sel tersebut dicetus menjalani proliferasi dan pembezaan (proliferation and differentiation). Sel-sel anak membentuk klon-klon yang lebih besar. Klon sel B membeza menjadi sel plasma penghasil antibodi spesifik, dan klon sel T menjadi sel T penolong atau sitotoksik dengan fungsi keimunan perantaraan sel. Sel-sel lain dalam kedua-dua klon sel B dan sel T membentuk sel-sel ingatan (memory cells) yang berusia panjang. Sel-sel ingatan merupakan sel-sel tersedia untuk rangsangan kali kedua apabila antigen yang sama didedahkan sekali lagi. Oleh itu, apabila sesuatu individu telah pernah menjana gerak balas primer terhadap sesuatu antigen, akan wujud dalam individu tersebut bilangan sel T dan sel B spesifik yang tinggi, yang boleh bertindak dengan antigen pada pendedahan seterusnya. Oleh yang demikian gerak balas sekunder adalah lebih cepat dan berkesan berbanding gerak balas primer.
Dalam keadaan tertentu antigen tidak mengaruh gerak balas imun tetapi sebaliknya menghasilkan keadaan tak responsif spesifik atau toleransi. Ini paling ketara untuk antigen-antigen diri tetapi boleh juga dihasilkan terhadap antigen bukan diri terutamanya jika antigen-antigen tersebut didedahkan kepada janin yang mempunyai sistem imun belum matang atau anak yang baru lahir. Untuk menerangkan toleransi, teori pemilihan klon mencadangkan dalam keadaan tertentu pergabungan dengan antigen menyebabkan kematian limfosit spesifik dan tidak membawa kepada proliferasi. Pada peringkat awal dalam organ-organ yang menjana limfosit, sel-sel yang boleh bertindak-balas dengan penentu (antigen) diri dihapuskan oleh kematian sel terprogram (programmed cell death) (apoptosis). Limfosit dalam organ limfa sekunder boleh dinyahaktifkan tanpa pemusnahan.

ANTIBODI DAN PENGHASILANNYA:

Antibodi merupakan molekul-molekul dalam plasma yang berfungsi mengcam dan bergabung dengan antigen asing. Antibodi tergolong ke dalam kumpulan protein yang dipanggil imunoglobulin (Ig). Terdapat lima kelas imunoglobulin berdasarkan perbezaan struktur, iaitu IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE. Setiap satu kelas mempunyai ciri-ciri biologi dan fungsi berbeza. Dalam bidang perubatan dan penyelidikan antibodi monoklon banyak digunakan. Antibodi monoklon adalah tulen, homogen, dan dihasilkan oleh sel hibrid yang dibentuk dari perlakuran sel B dan sel tumor dalam kultur. Antibodi monoklon boleh digunakan untuk diagnosis dan terapi, seperti dalam peneutralan toksin dalam peredaran atau penyasaran (targetting) dadah dan radioisotop kepada sel kanser.
Antibodi membanteras infeksi melalui berbagai cara. Organisma ataupun toksin-toksin yang dihasilkan boleh dineutralkan oleh antibodi yang menghalang bahan-bahan tersebut dari bergabung kepada sel. Antibodi juga membantu sel-sel fagosit (makrofaj, neutrofil) menelan bakteria atau menyebabkan lisis organisma dan sel terinfeksi. Ini terhasil dari kerjasama antibodi dengan pelengkap atau sel NK.
IgG merupakan antibodi yang paling banyak, terdapat terutamanya dalam serum, serta cecair dalam badan. IgG adalah benteng pertahanan penting terhadap bakteria, virus atau kulat yang telah memasukki badan. Dalam manusia, IgG merupakan satu-satunya imunoglobulin yang boleh melintas plasenta, oleh itu penting untuk pertahanan bayi baru lahir terhadap infeksi bakteria dan virus.
IgM ialah imunoglobulin bersaiz paling besar dan terdiri dari lima unit yang digabungkan. IgM ialah kelas antibodi yang dihasilkan paling awal dalam gerak balas primer dan ia merupakan pengaktif sistem pelengkap yang efisyen. Sistem pelengkap terdiri dari satu set protein plasma yang apabila diaktifkan dalam urutan yang betul membentuk laluan (lobang) pada membran sel sasaran dan membawa kepada kematian sel. IgM dan pelengkap amat efisyen memusnahkan bakteria Gram negatif atau parasit protozoa yang telah memasukki saluran darah. Pelengkap juga menyebabkan gerak balas keradangan apabila diaktifkan.
IgA merupakan benteng terhadap organisma patogen dalam usus, saluran pernafasan dan saluran urogenital. Sel B penghasil antibodi yang terdapat di kawasan-kawasan ini menghasilkan molekul IgA dimer, yang diangkut melintasi selaput epitelium dan dirembeskan pada permukaan mukosa. IgA rembesan menghalang pergabungan bakteria dan virus kepada epitelium, dan oleh yang demikian mencegah penyakit setempat atau patogen dari merebak ke bahagian tubuh yang lain. Keseluruhannya, IgA adalah antibodi yang banyak di dalam tubuh.
IgE boleh mencetuskan tindak balas alergi cepat seperti asma (lelah). Antibodi ini bergabung dengan permukaan sel-sel mast yang terdapat berhampiran saluran darah. Sel-sel ini mengandungi granul-granul yang terdiri dari histamina dan bahantara keradangan lain dan bahan-bahan ini dibebaskan dengan cepat apabila partikel-partikel seperti debunga atau bulu haiwan bergabung dengan molekul IgE yang tergabung pada permukaan sel mast. Histamina dan bahan-bahan lain yang dibebaskan oleh sel mast menyebabkan gejala-gejala yang dikaitkan dengan tindak balas alergi.
IgD beroperasi bersama IgM sebagai reseptor untuk antigen pada permukaan sel B. Amat sedikit IgD dirembeskan.
Input dari sel T penolong lazimnya diperlukan untuk sel B berkembang menjadi sel plasma penghasil antibodi. Sel T penolong menghasilkan protein-protein larut, atau sitokina, yang dipanggil interleukin (IL) 4, 5 dan 6 yang menyebabkan sel B membahagi dan membeza selepas bergabung dengan antigen. Keperluan sel T penolong menerangkan mengapa penghasilan antibodi berkurangan dalam penyakit AIDS, di mana sel T penolong dimusnahkan oleh infeksi HIV.

KEIMUNAN PERANTARAAN SEL (KPS):

Gerak balas kerimunan perantaraan sel (KPS) dikawal oleh sel T, yang menghasilkan sitokina untuk mengaktifkan limfosit, makrofaj, granulosit dan sel-sel sum-sum tulang; sel T juga melisiskan secara terus sel-sel terinfeksi atau tak normal. Sel T memainkan beberapa fungsi dalam KPS. Salah satu fungsi utamanya ialah pertahanan terhadap mikroorganisma yang memandiri dan berganda dalam sel, termasuk bakteria intrasel, kulat dan virus. Mekanisme-mekanisme yang terlibat termasuk lisis sel terinfeksi virus melalui persentuhan terus dengan sel T sitotoksik, dan pengaktifan makrofaj melalui penghasilan interferon oleh sel T penolong. Sel T juga meningkatkan keimunan terhadap parasit dengan mengaruh penghasilan sel mast, IgE dan eosinofil dengan menghasilkan 1L-3 dan 1L-5 serta membantu penghasilan antibodi secara umum.
Sel T memperantarakan tindak balas kehiperpekaan tertangguh, seperti yang terhasil semasa ujian kulit untuk mengesan keimunan terhadap penyakit-penyakit jangkitan bakteria, kulat atau virus, umpamanya ujian tuberkulin dan mumps. Tindak balas-tindak balas seperti ini memainkan peranan penting dalam pembentukan lesi-lesi patologi dalam penyakit-penyakit seperti tuberkulosis dan mumps, serta terlibat dalam kepekaan sentuh (contact dermatitis).
KPS juga menyebabkan penolakan cedung (graf) tisu. Antigen-antigen utama yang dicam pada tisu dalam penolakan cedung ialah antigen-antigen MHC. Sel T juga bertanggungjawab memusnahkan sesetengah sel-sel tumor. Satu lagi jenis sel yang terlibat dalam KPS ialah sel pemusnah teraktif limfokin (lymphokine-activated killer cells; LAK cells) yang juga berupaya memusnahkan sel-sel tumor. Sel-sel LAK diaruh untuk memusnahkan sel-sel tumor setelah diaktifkan oleh 1L-2 yang dihasilkan oleh sel T penolong.

KEIMUNAN CENDERUNG:

Apabila kulit diambil dari seorang penderma dan dicedungkan kepada penerima, tubuh lazimnya akan menolak cedung (graf) asing. Dalam masa beberapa hari cedung tersebut menjadi merah, kemudian gelap dan akhirnya gugur. Sebaliknya, jika kulit dicedungkan dari satu bahagian ke bahagian lain pada tubuh seseorang, atau dari satu kembar seiras kepada kembarnya, cedung itu diterima. Penolakan cedung ialah suatu gerak balas imun. Ia berlaku kerana wujud perbezaan antigen antara tisu individu berlainan. Antigen-antigen cedung yang paling kuat ialah molekul-molekul kompleks kehistoserasian utama. Kebarangkalian individual tak berkaitan seiras pada MHC dan dengan itu menerima cedung secara spontan ialah 1 dalam 400. Tambahan lagi, terdapat antigen-antigen kehistoserasian minor yang boleh menyebabkan tindak balas penolakan yang lemah.
Oleh itu, kejayaan pencedungan bergantung kepada keupayaan untuk mencegah penolakan organ. Pesakit-pesakit diberikan dadah yang bertindak menghalang respons sel T yang terlibat dalam penolakan cedung. Pada masa kini gabungan terapi yang piawai terdiri dari siklosporin, yang menghalang pengaktifan sel T melalui perencatan penghasilan 1L-2 dan azathioprine, yang menghalang pertumbuhan sel lalu mengurangkan proliferasi sel T dan prednison, yang merencat sintesis sitokina. Dadah FK506 kini sedang dicuba terutamanya dalam cedung hati, kerana ia kurang toksik berbanding siklosporin.
Satu risiko besar pemindahan tisu yang mengandungi limfosit ialah tindak balas cedung-melawan-perumah (graf-versus-host; GVH). Dalam penyakit GVH, sel T sitotoksik berpindah masuk ke dalam tisu hos (penerima) dan memusnahkan sel. Sel T dari cedung hanya boleh menyerang hos jika sistem imun hos tidak sempurna, sama ada disebabkan oleh penyakit atau dadah-dadah penekan keimunan yang diberikan kepada hos untuk mencegah penolakan. GVH merupakan suatu masalah besar apabila sum-sum tulang dipindahkan kepada penerima yang tidak imunokompeten. Limfosit yang dipindahkan menyerang semua tisu hos, dan jika tidak dirawat dengan berkesan, akan merosakkan organ-organ penting seperti jantung dan ginjal.

IMUNOLOGI TUMOR
ANTIGEN SEL DALAM TUMOR

Dalam penyelidikan terhadap tumor-tumor yang disebabkan oleh virus dan zat karsinogen kimia pada binatang percobaan, telah dapat diambil suatu kesimpulan yang jelas kalau sel tumor tersebut mengandung suatu antigen yang asing bagi tubuhnya sendiri dengan TSTA. Selain antigen pada permukaan sel ini, sebenarnya ada pula antigen baru. yang letaknya lebih kedalam sel, yaitu pada nukleusnya; akan tetapi ditinjau dari sudut imunologi, antigen-antigen tersebut lebih sukar untuk dikenal.
Pada manusia, tumor-tumor yang timbulnya disebabkan oleh virus, baru ditemukan pada penyakit limfoma Burkit, oleh karena dari tumor tersebut pernah diisolasi suatu virus, yaitu Reovirus tipe 3. Bila virus ini selanjutnya diinokulasi pada tikus-tikus percobaan, maka setelah periode laten dicapai akan timbul suatu tumor yang ciri-cirinya serupa dengan tumor pada manusia tadi. Penyelidikan selanjutnya telah membuktikan pula, kalau virus tersebut termasuk golongan virus DNA. Dengan adanya bukti-bukti secara eksperimen pada binatang, yaitu adanya anti-gen baru serta asing pada permukaan sel tumor yang disebabkan oleh suatu virus, dan adanya penemuan yang menyokong kalau virus dapat juga menyebabkan tumor pada manusia, maka besar kemungkinannya kalau pertumbuhan tumor, baik pada binatang maupun pada manusia, dapat dikontrol secara imunologik

REAKSI IMUNOLOGI:
Oleh karena sel-sel tumor mempunyai antigen baru yang oleh mesin imunologik dianggap bukan sebagai "self" antigen, maka lambat laun akan terjadi suatu proses terbentuknya suatu reaksi imun terhadapnya.
Pada prinsipnya reaksi imun itu dapat dibagi atas dua bagian, yaitu pertama, dengan jalan terbentuk-nya suatu molekul imunoglobulin yang mempunyai daya antibodi yang spesifik terhadap TSTA, dan kedua, dengan jalan terbentuknya sel-sel limfosit yang sensitif terhadap antigen itu. Dengan lain per-kataan, didalam tubuh dapat terjadi dua macam reaksi imunologik, yang satu dibawakan oleh system humoral dan yang lainnya dibawakan oleh system sel.Agar respons imun dapat dimulai, maka antigen harus dilepaskan terlebih dahulu oleh sel-sel tumor dan dengan aliran darah atau limfe, akhirnya sampai kedalam limfonodus atau limpa. Didalam organ-organ tersebut, antigen itu akan diproses oleh sel-sel makrofag agar selanjutnya dapat bereaksi dengan sel-sel limfosit.
Sel ini, yang umumnya berada dibawah pengaruh sumsum tulang, dikenal sebagai sel limfosit-B (dari "Bone Marrow"), dan setelah mengadakan kontak dengan antigen tersebut lambat laun sel ini akan berkembang dan mengalami proses diferensiasi. Sel limfosit tersebut akhirnyaakan menjadi sel yang matang dan siap untuk mensintesa molekul imunoglobulin, yaitu suatu molekul yang mempunyai daya antibodi yang spesifik; dalam hal ini, spesifik terhadap antigen sel tumor tadi.
Antibodi-antibodi yang dibentuk ternyata dapat mempunyai beberapa aktifitas dan dari sekian banyak antibodi, yang mempunyai hubungan dengan pasang-surutnya pertumbuhan tumor hanya ada imunologik tampaknya menjadi lumpuh.
Perubahan-perubahan pada respons imun atau keadaan-keadaan yang mengakibatkan lumpuhnya reaksi imunologik sehingga menyebabkan suatu tumor dapat tumbuh tanpa mendapat suatu gangguan, dapat disebabkan oleh beberapa faktor atau hal, yaitu:
1. UmurUmur sangat mempengaruhi kematangan system imun respons didalam tubuh. Pada umur yang muda hingga dewasa, kapasitas imunitas akan mencapai puncaknya dan lambat laun akan menurun terutama pada usia yang agak lanjut.
2. Genetika Bila ada kelainan-kelainan genetika, terutama yang menyerang mesin imunologik dan komponen-komponen imun sel dan humoral, dapat mengakibatkan fungsi imunologik yang abnormal pula.
3. Defisiensi imunologik Terjadinya kekurangan pada faktor-faktor imunologik, sehingga reaksi kekebalan tidak sempurna. Pada keadaan-keadaan seperti hipogama-globulinemia, ataksi-telangiektasia dan lain-lain, akan ditemukan frekwensi tumor yang lebih tinggi daripada orang-orang yang normal.
4. lmunosupresif Bila sistem imunologik tertekan, umpamanya disebabkan oleh obat-obatan (azathioprine, 6-mercaptopurine dll), radiasi atau serum anti-limfosit, maka akan mengakibatkan suatu kelainan dalam daya tangkap terhadap rangsangan antigen.
5. ToleransiAntigen-antigen yang spesifik seperti pada per-mukaan sel tumor, kadang-kadang sangat lemah,sehingga tidak cukup untuk dapat merangsang sistem respons imun.Antigen-antigen yang lemah ini terutama ditemukan pada tumor-tumor yang disebabkan oleh virus-virus yang mem-punyai periode laten yang panjang, sedangkan virus-virus dengan periode laten yang pendek, keantigenannya kuat sekali.

TERAPI IMUNOLOGI:

sebagai anti tumor Hingga sekarang didalam klinik telah ditemukan beberapa tumor yang dapat menghilang atau mengecil secara spontan tanpa diberi obat atau dioperasi. Halini telah terjadi, umpamanya pada tumor-tumorneuroblastoma, melanoma, adenokarsinoma, limfoma dan lain-lain. Mekanisme daripada daya pertahanantubuh diduga memegang peranan penting dalam proses tersebut.
Oleh karena pengalaman-pengalaman di klinik seperti itu dan juga bukti-bukti pada binatang percobaan, maka dipandang dari sudut ilmu kedokteran pencegahan, mungkin sekali dikemudian hari para ahli dapat membuat suatu vaksintumor.Umpamanya imunisasi secara aktif dapat dilakukan dengan memberikan kumpulan-kumpulan daripada antigen yang spesifik tumor, sehingga selang beberapa waktu akan timbul suatu reaksi imunologik yang sewaktu-waktu siap untuk menyerang sel tumor yang sedang tumbuh. Disamping ini, maka kita dapat juga memberikan serum yang sudah mengandung antibodi yang spesifik terhadap sel tumor. Sayangnya untuk dapat melakukan kedua prosedur ini, imunisasiaktif dan pasif, masih terlalu banyak rintangannya.
Yang pertama,kita masih dihadapkan kepada persoalan-persoalan dasar yang penting, yaitu antaralain, berapa dosis yang harus diberikan, bagaimana cara pemberian antigen, dalam bentuk apa anti gen tersebut diberikan, bagaimana cara mendapatkan anti-gen yang murni dan lain-lain, yang kesemuanya memegang peranan dan tidak dapat diabaikan begitu saja bila kita hendak membentuk antibodi yang mempunyai sifat-sifat sitotoksis yang spesifik terhadap sel tumor. Yang kedua, yaitu kesulitan pada imunisasi secara pasif ialah pemberian protein asing yang sering menyebabkan reaksi hipersensitif; selain ini,kita juga harus mempersiapkan berbagai macam antibodi dengan spesifisitas yang tertentu.Oleh karena daya penolakan terhadap tumbuhnya tumor lebih bermakna pada reaksi imun yang dibawakan oleh sistem sel, maka para sarjana telah memikir-kan pula kemungkinan-kemungkinannya untuk membuat dan mempergunakan sel-sel limfosit yang sudah peka terhadap sel tumor, sehingga dapat diimunisasikan secara pasif kedalam tubuh penderita.
Pada binatang percobaan, hal ini telah dapat dilakukan dan hasilnya sangat memuaskan. Untuk dapat dilakukan pada manusia, agaknya masih memerlukan hasil-hasil penyelidikan yang lebih teliti lagi. Disamping itu untuk mendapatkan sel-sel Iimfosit yang sudah sensitive spesifik terhadap sel tumor tertentu sangat sulit oleh karena sulitnya mendapatkan penderita dengan tumor-tumor tertentu serta dapat dijadikan donor.

ALERGI OBAT

Kadang-kadang dalam pengobatan terjadi hal-hal yang membingungkan.Misalnya seorang datang dengan demam dan nyeri waktu menelan makanan. Ternyata ia menderita tonsihtis akut. Maka pengobatannya adalah antibiotik ampicillin bersama dengan suatu analgetik-antipiretik. Lima hari kemudian ia kembali, demamnya masih tetap tinggi. Tetapi tanda-tanda peradangan tonsil sudah tidak ada lagi. Apakah demamnya ini karena kuman yang resisten terhadap ampicillin, ataukah ada penyakit lainnya disamping tonsilitis, atau Satu penyebab yang harus dipikirkan adalah drug fever, yaitu demam yang ditimbulkan karena reaksi alergik terhadap obat yang diberikan. Diperkirakan kejadian alergi obat adalah 2% dari pemakaian obat-obatan atau 15-20% dari kejadian efek samping pemakaian obat-obatan.
Termasuk dalam obat yang mudah membentuk ikatan kovalen dengan komponen dalam darah atau jaringan adalah golongan alkylator (misalnya carbon te-trachloride, chloramphenicol , nitrogen mustards, beberapa obat anti-neoplas-tik), golongan acylator (misalnya struktur beta laktam : penicillin, phthalimi-des, beberapa zat karsinogenik dan tera-togenik) dan obat-obat yang bersifat alkalis (misalnya chloroquine, kanamy-cin, neomycin, polymyxin, streptomy-cin). Efek teratogenik dari beberapa obat dapat diterangkan dengan terbentuknya ikatan antara nukleoprotein dari komponen genetik dengan obat, misalnya suatu acylator, sehingga fungsi genetik tsb. akan terganggu

MEKANISME ALERGI OBAT:

karena berat molekulnya yang rendah (dibawah 2000) biasanya obat itusendiri tidak mempunyai kemampuan antigenik (immunogenik). Mereka bertindak sebagai hapten,dan sesudah membentuk ikatan kovalen dengan suatu protein, peptide atau karbohidrat dijaringan atau darah, akan merangsang pembentukan antibodi atau sel limfosit yang sangat spesifik untuk komplek antigen tsb. Antibodi pada manusia terdiri dari 5 jenis golongan protein yaitu Immunoglobulin A, D, E, G dan M;dihasilkan oleh sel-sel plasma (jaringanThymic-Independent). Sedangkan sel-sel limfosit (jaringan Thymic--Depen-dent) membentuk apa yang disebut kekebalan seluler (cell--mediated--immu-nity), penyebab dari delayed hypersen-sitivity. Maka akan timbul reaksi alergik bila obat yang sama diberikan kembali(gambar I)

MANIFESTASI KLINIK

Reaksi alergik yang segera (imme-diate), terjadi dalam beberapa menit dan ditandai dengan urtikaria, hipotensidan shok. Bila reaksi itu membahayakan jiwa maka disebut reaksi anafilaktik.Reaksi ini terutama ditimbulkan oleh antibodi IgE. Reaksi yang cepat (acce-lerated) timbul dari 1 sampai 72 jam sesudah pernberian obat dan kebanyakan bermanifestasi sebagai urtikaria. Kadang-kadang berupa rash morbilliform atau edema larynx. Reaksi yang lambat(late) timbul lebih dari 3 hari dan berupa bermacam-macam erupsi kulit, serumsickness dan drug fever .
Diperkirakan reaksi jenis cepat dan lambat ini ditimbulkan oleh antibodi IgG, tetapi beberapa reaksi hemolitik dan exanthem dihubungkan dengan antibodi IgM.Drug fever hampir menyerupai serum sickness , ditandai dengan peninggian suhu tubuh yang timbul selama suatu pengobatan. Diagnosa keadaan ini pada umumnya sukar sekali, karena biasanya obat penyebab adalah suatu anti-biotik yang digunakan untuk pengobatan infeksi yang disertai dengan demam.Drug fever dapat disertai dengan suatu arter itis, yaitu peradangan multipel pada pembuluh-pembuluh darah kecil. Bila dibiarkan dapat menimbulkan kerusakan yang berat

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALERGI OBATI:

1.Usia : walaupun alergi obat dapat terjadi pada semua golongan umur, ia lebih jarang timbul pada kanak-kanak.Mungkin ini disebabkan oleh perkembangan sistim immunologik yang belum sempurna atau karena lebih seringnya orang dewasa berkontak dengan bahan antigenik.
2. Cara pemakaian obat : pemakaian topikal memberikan kemungkinan paling besar untuk menimbulkan keadaan hipersensitip (sensitisasi),pemakaian oral paling kecil. Sedangkan parentera reaksi alergik. Lebih sering suatu obat digunakan,lebih besar kemungkinan timbulnya reaksi alergik pada penderita yang peka. Perlu dicatat bahwa alergi obat dapat terjadi pada orang yang belum pernah mendapat obat tsb. Misalnya alergi penicillin telah terjadi pada orang yang menggunakannya untuk pertama kalinya. Diperkirakan bahwa sejumlah kecil penicillin yang berada dalam makanan, susu, dan alam itulah yang menimbulkan sensitisasi.
3. Dosis : pemberian obat yang inter-mitten dan dosis yang tinggi akan lebih sering menimbulkan sensitisasi. Tetapi sesudah waktu induksi, dosis yang sangat kecilpun sudah dapat menimbulkan.

PENGOBATAN

Seperti pada penyakit immunologiklainnya, pengobatan alergi obat adalah dengan menjauhkan/mengeluarkan obat tsb. Pada reaksi anafilaktik, epinephrine merupakan drug of choice . Untuk alergi obat jenis lainnya, dapat digunakan pengobatan simptomatik dengan antihis-tamin dan kortikosteroid.

PERKEMBANGAN BARU DI BIDANG IMUNOLOGI
PENGENDALIAN FERTILITASI

Semakin luas pemakaian berbagai metode keluarga berencana, makin sering pula dilaporkan komplikasi-komplikasi dari cara-cara tersebut;I.U.Ddapat menyebabkan perdarahan dan rasa sakit ,dapat dikeluarkan secara spontan oleh rahim dan kadang-kadang bahkan dapat menembus rahim kerongga perut ; pil kontrasepsi yang berupa steroid dapat mengubah/mengacau metabolisme lemak,karbohidrat, mineral vitamin, disamping mempengaruhi mekanisme pembekuan darah. ; abortuspada awal kehamilan, meskipun disebut dengan namaM.R.(menstrual regulation), tidak dapatditerima oleh beberapa kalangan agama, disamping itu komplikasi juga tetap ada. ; preparat kontrasepsi yang long-acting masih belum memuaskan ; sedangkan pil kontrasepsi untuk pria, meski pun dalam penelitian pendahuluan memberi harapan baik, masih belum dapat diedarkan.Ditengah-tengah berbagai cara tersebut, kini muncul cara pendekatan yang baru, yaitu dari bidangi munologi.
Scjauh ini, pendekatan imunologik yang telah dilakukan dan memberi harapan baik ialah imunisasi dengan hormon-hormon plasenta, untuk menghalangi implantasi zygote pada rahim. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa preparatH.C.G (HUMAN CHORIONIC GONADOTROPHIN) yang telah dikonjugasikan mampu menimbulkan respons imun pada wanita-wanita. Respons tersebut ternyata tidak hanya menghambat H.C.Gs aja, tetapi juga menghambatL.H. (LUTEINISINGHORMONE) sehingga siklus haid kemudian terhenti.Telah diketahui bahwaH.C.G.terdiri dari beberapa sub-unit. Ini membuka kemungkinan baru,yaitu penggunaan sub-unit tersebut, misalnya sub-unit ,untuk mengimunisasi tubuh terhadap H.C.G.secara spesifik tanpa mengganggu hormon-hormon lain. Dengan demikian diharapkan efek samping makin sedikit.Diantara honnon-hormon hipofisa, hormon SOMATO-MAMMOTROPHINs edang dalam penyelidikan. Pada tikus, kelinci dan kera baboon, zat-anti terhadap hormon ini ternyata dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan. Kesulitan yang mungkin timbul ialah adanya reaksi silang (cross-reaction) antara zat-anti diatas denganG.H. (GROWTH HORMONE). ;akan tetapi seperti halnya denganH.C.Gdiatas, reaksi silang tersebut mungkin dapat dihindari dengan menggunakan fragmen atau sub-unit honnon Somato-Mammotrophin untuk imunisasi.
Karena kini telah ditemukan berbagai cara mensintesa polipeptida, fragmen atau sub-unit hormon sebenarnya dapat diproduksi secara besar-besaran dengan harga yang agak ringan. Masih ada lagi cara lain untuk pengendalian fertilitas dengan hormon dari otak kita, yaitu imunisasi terhadapL.H-R.H (LUTEINISING HORMONE RELEASING HORMONE). Hormon ini juga merupakan polipeptida, terdiri dari 10 macam asam amino, diproduksi dalam hipotalamus.
Tugasnya mengendalikan sintesa pelepasan hormon-hormon gonado trophin dari hipofisa.L.H-R.H.ini tampaknya tidak species-specific jadi mungkin sama untuk spesies yang berdekatan, dan kini hormon ini telah dapat dibuat dalam bentuk murni secara sintetik. Teoritis imunisasi terhadapL.H-R.H.ini lebih baik dipergunakan pada kaum pria sebab pada wanita mungkin masih sulit diterima karena ada gangguan haid. Cara imunisasi ini secara tak langsung mempengaruhi sperma togenesis pada pria, karena hambatan pada L.H.-R.H. akan diikuti dengan hambatan pada L.H.PadahalL.H.ini berperanan dalam spermatogenesis.Imunisasi terhadap antigen telur atau trophoblast (plasenta dini) merupakan kemungkinan lain lagi ; ekstrak dari zona pellucida telur (bagian terluar dari telur) pada binatang-binatang percobaan dapat menghindarkan pembuahan,sedang zat-anti terhadap trophoblast telah berhasil mengakhiri kehamilan pada kelinci dan kera.
Antigen dari plasenta manusia kini sedang dalam penelitian, dan untuk ini belum dipergunakan manusia, tetapi kera rhesus sebagai binatang percobaannya. Beberapa penyelidikan lain mengungkapkan kemungkinan imunisasi dengan mempergunakan konstituen sperma. Dalam beberapa spesies mamalia, termasuk manusia, sperma mengandung isoenzim tertentu dari lactate dehydrogenase, LDH-X .Zat-anti terhadap enzim ini dapat merendahkan kesuburan binatang percobaan, baik jantan maupun betina. Imunisasi ter-hadap suatu proteinase yaitu hyaluronidase dari akrosom sperma juga merupakan bidang penelitian yang menarik sekali.Pengendalian fertilitas dengan cara imunologik ini merupakan semacam imunisasi aktip, oleh sebab itu bila imunisasi berhasil, akan didapatkan penurunan fertilitas yang relatip permanen, atau bahkan suatu sterilitas. Seperti halnya dengan imunisasi lain, ada juga kemungkinan bahwa lama kelamaan kadar zat-anti didalam tubuh makin berkurang. Bila demikian halnya, maka akan diperlukan booster pada waktu-waktu tertentu

PENDEKATAN IMUNOLOGIK PADA PENGOBATAN KANKER

Menunjukkan bahwa pemberian virus leukemia yang telah diolah terlebih dahulu dengan formalin dapat mencegah penyakit leu-kemia pada tikus-tikus percobaan. Sejak itu berbagai penelitian pada binatang mengungkapkan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa vaksin dapat mencegah beberapa jenis kanker pada binatang, menunjukkan bahwa vaksin hidup yang telah dilemahkan dapat mencegah penyakit MAREK pada anak-anak ayam; vaksin ini sekararg telah beredar luas diseluruh dunia. Kemudian vaksin untuk mencegah leukemia pada kucing, yaitu Feline Leucemia Virus bahwa vaksin Herpesvirus saimiri dapat mencegah malignant lymphoma pada kera.
Penemuan-penemuan diatas telah membuka suatu kemungkinan baru yang membawa banyak harapan, yaitu pencegahan kanker pada manusia dengan memakai vaksin : meskipun harus selalu diingat bahwa dalam percobaan terhadap manusia akan dijumpai banyak bahaya.Dalam masa dekat ini, tampaknya tujuan praktis ialah pengobatan dan bukan pencegahan kanker. Berbagai pendekatan imunologik telah dicoba, antara lain dengan memadukan imuno terapi dan khemoterapi, dimana zat-anti (antibodi) terhadap tumor diikatkan pada obat-obat sitotoksik untuk di manfaatkan sebagai pembawa ( carrier ) obat sitotoksik tersebut.Dengan demikian, diharapkan bahwa efek toksik obat terhadap tumor akan diperbesar sedangkan efek toksik sistem makin kecil karena obat akan berkumpul pada tumor tersebut. Dengan cara ini,berhasil menekan pertumbuhan limfoma EL-4 pada tikus-tikus dengan memberikan chlorambucil yang diikatkan pada antibodi-anti tumor.Cara lain lagi ialah meningkatkan daya imunogenik tumor,dengan harapan bahwa sistem imunologik tubuh penderita takan berubah kearah yang menguntungkan tubuh.Jelas bahwa tubuh membuat suatu respons terhadap tumor didalam tubuhnya, tetapi alasan-alasan mengapa mekanisme imunologik tersebut gagal melenyapkan tumor masih belumjelas.
Kurang efektipnya respons tubuh dapat disebabkan oleh karena berbagai mekanisme penghambat misalnya karena ke-ebihan antigen bergabung dengan zat-anti sitolitik sehingga zat-anti tersebut tidak dapat bekerja terhadap tumor dsb.Berbagai cara telah dicoba untuk meningkatkan respons imunologik tubuh terhadap tumor, antara lain dengan memakai adjuvan.Penelitian dengan memakai vaksin BCG telah memberi hasil-hasil positip yang telah banyak dibicarakan diberbagai majalah kedokteran. Akhir-akhir ini vaksin dari c oR Y N E-BACTERIUM PARVUMmulai banyak mendapat perhatian.
Sebagai adjuvan, BCG menunjukkan beberapa kelemahan,yaitu BCGa adalah vaksin hidup, khasiatnya tergantung dari jumlah organisme yang hidup oleh karena itu sering tidak stabil, lebih-lebih vaksin basah (wet) yang banyak dipakai dalam penelitian kanker tersebut. Vaksin beku yang dikeringkan ( freeze-dried ) yang banyak dipakai pada vaksinasi terhadap TBC memang efektip, stabil dan reproducible . Akan tetapi tampaknya vaksin kering-beku ini kurang efektip dibandingkan dengan vaksin basah.Penggunaan C. parvumsebagai adjuvan dirintis olehH A L-PERN (12)pada tahun 1963.
Vaksin ini jelas bermanfaat mencegah beberapa jenis tumor pada binatang. 3 tahun yll.ADLAM SCOTT(13) telah berhasil membuat sediaan vaksin mati dr.C.parvum yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan BCG, yakni : berupa vaksin mati, jadi mudah di standarisasikan dan dalam dosis yang efektip umumnya dapat diterima dengan baik oleh manusia dan binatang.Pada pemberian IV atau intraperitoneal pada tikus, vaksintersebut merangsang pembentukan makrofag dalam jumlah besar, diikuti dengan pertambahan berat jaringan hati, limpadan paru-paru. Ada kemungkinan bahwa makrofag tersebut merupakan mediator dari khasiat anti-tumor C.parvum.Dalam percobaan lain,ScoTT(14) menyuntikkan mastositoma pada telapak kaki tikus-tikus.
Biasanya tumor ini akan membunuh tikus tersebut dalam 27hari. Dengan menyuntik kan C. parvumsecara IV 2hari setelah implantasi tumor, diperoleh hasil bahwa efek anti-tumor tersebut naik sebanding dengan dosis,sampai setinggi dosis maksimum yang masih dapat diterimanya itu 750ug. Didalam salah satu percobaan, waktu hidup rata-rata meningkat dari 27hari menjadi 49 hari. Dosis tunggal ternyata sama efektipnya dengan dosis berganda. Pada penelitian lanjutan, dilaporkan bahwa penyuntik kan C parvumintra tumor memberi hasil yang lebih baik lagi. Dosis yang dipakai hanya 1/10 dosis IV, tetapi masih mampu memberi perlindungan meskipun disuntikkan 12hari setelah implantasi tumor. Waktu hidup tikus-tikus tersebut juga makin lama,44% dari tikus tersebut bahkan berhasil hidup terus, dan tikus yang hidup itu ternyata kemudian kebal terhadap implantasi tumor yang sama pada kaki lainnya.Hasil-hasil diatas menunjukkan bahwaC parvum mungkinlebih berkhasiat bila diberikan intra-tumor, akan tetapi pemberian 1V mungkin lebih bermanfaat terhadap metastasis.Vaksin lain yang kini sedang dalam percobaan ialah virusvaccinia (cacar lembu) yang biasa dipakai dalam pencacaran.
Sebagai mana halnya dengan BCG,vaksin ini banyak dicoba pada melanoma,tetapi hasil-hasil yang diperoleh masih variabel.Untuk meningkatkan cell-mediated immunity , sedang dipelajari juga suatu obat anthelmintika, yaitu LEVAMISOLE(L-tetramisole). Cara kerja obat ini masih belum diketahui.Dalam percobaan pendahuluan obat ini berhasil melindungi tikus-tikus dari kematian akibat pemberian Brucella dalam dosis lethal. Demikian juga terhadap Staphyllococcus. Karena diperkirakan bahwa obat ini meningkatkan kekebalan seluler, maka telah dicoba pengaruhnya terhadap tumor padabinatang. Hasil-hasil pendahuluan memberikan harapan baik.

ATHEROSCLEROSlS DAN IMUNOLOGI.

Meskipun atherosclerosis mungkin disebabkan oleh banyak faktor, diit, terutama lemak jenuh, dianggap oleh banyak orang sebagai faktor utamanya. Kini, secara mengejutkan diajukan pendapat lain oleh DAVIESdkk (16) danMATHEWSdkk (17). Mereka mengemukakan bahwa kompleks imun dalam sirkulasi darahlah yang penting dalam patogenesis penyakit tersebut.Pendapat ini didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu dimana lesi-lesi atherosclerosis lebih banyak didapatkan pada kelinci-kelinci yang diberi diit tinggi kholesterol + imunisasi,dibandingkan dengan mereka yang hanya mendapat diit tinggi kholesterol atau imunisasi saja.
Lesi-lesi akibat paduan kedua faktor ini juga lebih mirip dengan lesi pada manusia diajukan hipotesa bahwa antigen dari zat makanan juga merangsang pembentukan autozat-anti, selanjutnya autozat-anti ini akan menyebabkan gangguan pada pembuluh darah.Bila mekanisme imunologik dalam hipotesa diatas kemudian ternyata benar, ada beberapa implikasi yang menyertainya,yaitu :
1.Mungkin akan dapat diselidiki zat-zat makanan yang paling berperanan dalam pembentukan zat-anti, maka sebagai pencegahan atherosclerosis zat makanan tersebut dapat disingkirkan dari diit.
2.Cara pencegahan primer lain dapat berupa pengubahan/modifikasirespons imun, seperti pembatasan jumlah protein dalam diit.
3. Obat-obat yang menghambat respons imun (atau menghambat efek-efeknya, seperti peradangan) dapat dipakai sebagai profilaksis/pengobatan.
4. Mungkin dikemudian hari dapat ditemukan cara mencegah auto imunisasi dengan cara-cara imunologik.

ANTIBODI DAN VIRUS HHV-7 ADALAH DUA PENEMUAN PENTING.

DUA penemuan penting di dunia biologi perubatan telah dilakukan satu di Britain dan satu penemuan lagi di Malaysia. Di Britain, saintis di Cambridge berjaya mencipta antibodi buatan.
Di Malaysia, saintis di Universiti Malaya (UM) menemui Virus Herpes Manusia (HHV-7) dalam air liur yang mungkin boleh digunakan untuk menghalang virus HIV daripada merebak.
Walaupun kedua-dua penemuan itu tidak mempunyai kaitan secara langsung, namun ia membuka lembaran baru dalam bidang perobatan menjelang alaf baru.
Sekumpulan saintis British di Cambridge telah menciptakan antibodi buatan yang berupaya mengaktifkan sistem keimunan badan.
Greg Winter, Philip Holliger dan Roland Konterman dari Majlis Makmal Biologi di Cambridge, menghasilkan antibodi yang merangsang protein sistem imun badan untuk 'menelan' sel berpenyakit dan melawan kemasukan bendasing dalam tubuh.
Antibodi berbentuk huruf 'Y' itu mengenal pasti sel tidak normal dan jangkitan benda asing.
Bagian ujung antibodi berbentuk Y itu, mempunyai fungsi mengikat atau 'mencengkram' sel berpenyakit pada antigen.
Bagian ekor antibodi akan mengeluarkan isyarat sebaik yang mengesan jangkitan.Sepanjang beberapa abad yang lalu, pakar imunologi telah mencoba berbagai teknik genetik mencipta antibodi buatan untuk merawat berbagai jenis penyakit seperti keracunan darah dan kanker.
Bagaimanapun kesukaran mencipta antibodi tiruan yang lengkap dengan 'ekor' dan 'pencengkam'.Kebanyakan antibodi buatan yang diciptakan sebelum ini mempunyai pencengkam, yang 'mencengkam' bendasing, tetapi tidak dapat berfungsi dengan menyeluruh terhadap benda asing itu kerana tidak mempunyai 'ekor' untuk menggerakkan sistem imun secara keseluruhannya.
Untuk mengatasi masalah itu, pasukan saintis dari Cambridge telah menggabungkan dua set 'pencengkam' antibodi untuk menghasilkan 'diabody' (dua bahagian yang bercantum).Satu set pencengkam (diabody) akan berfungsi. Satu pencengkam mencengkam benda asing, dan seterusnya menandakan benda asing itu untuk tindakan penghapusan.
Satu lagi bagian pencengkam akan membentuk bahagian ekor, berfungsi mengeluarkan isyarat untuk tindakan sistem keimunan.'Diabody' itu berukuran lebih kecil daripada antibodi semula, jadi mereka lebih mudah menembus tisu badan.
Apabila antibodi semula jadi 'memerangkap' bendasing, maka bagian ekor akan mengeluarkan bahan gumpalan protein dalam serum darah, yang dipanggil pelengkap.Protein ini akan menyerang dan memusnahkan sel yang telah 'diperangkap' tadi selain memberi isyarat kepada sel darah putih, phagocytes dan monocytes yang akan 'menghadang' bendasing itu.Pada kebiasaannya, pelengkap protein yang untuk memusnahkan benda asing itu, adalah berukuran besar dipanggil CIq, yang akan mengikat dengan bagian ekor antibodi.Untuk memantapkan kesan dan tindakan sistem keimunan, para penyelidik mencipta satu set 'pencengkam' antibodi yang hanya mengikat CIq ini.
Setelah pencengkam itu mengikat CIq, kumpulan saintis itu 'menumbuhkan' satu set pencengkam yang mampu berfungsi ke atas satu model antigen, yang dipanggil 'hen egg lysozyme'.Kertas penyelidikan pada Julai bertajuk 'Nature Biotechnology' (kandungan 15, muka surat 629) menjelaskan bagaimana menambah 'diabody' ke sel darah merah bebiri yang telah dijangkiti dengan 'hen egg lysozyme' itu dan hasilnya adalah positif.Di Malaysia, para penyelidik menghasilkan penemuan bertaraf dunia apabila mereka mengenal pasti kedudukan HHV-7 dalam air liur yang mungkin boleh digunakan untuk menghalang virus HIV.
Walaupun virus HHV-7 telah ditemui pada 1990 oleh Dr. Niza Frankel dari University of New York, Amerika Syarikat (AS) pada 1990, tetapi saintis masih belum mengetahui kedudukan virus berkenaan dalam tubuh manusia.

PSM


GONORE

Gonore atau penyakit kencing nanah, menjadi penyakit kelamin tersering ditemui didalam dunia kedokteran. Ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang awam, yang malu kalau ketahuan telah berbuat salah dengan melakukan hubungan kelamin diluar pernikahan, seperti kencing nanah, raja singa, penyakit anak muda dan banyak lagi. Walaupun ia sudah terkemuka diantara penyakit kelamin lainnya, namun masih banyak pula kasus yang terjadi tanpa diketahui oleh penderitanya, terutama oleh wanita. Karena memang penyakit ini dapat berlangsung tanpa gejala, walaupun gejalanya tidak khas, ataupun tidak terpikirkan oleh penderita yang ketularan dari suami atau istrinya. Demikian populernya penyakit ini membuat banyak yang melakukan hubungan kelamin ini diluar pernikahan mencoba berobat sebelum timbulnya penyakit ini.

PENYEBAB

Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neiseria Gonorrhoeae yang berbentuk seperti buah kopi berpasangan. Di alam, manusia satu-satunya makhluk yang menderita penyakit ini. Mungkin karena tidak ada pelacuran pada kelompok binatang. Kuman ini harus dipastikan dengan biakan, karena ada beberapa kuman yang mempunyai bentuk seperti ini, memang didalam praktek jarang di lakukan, karena ia diduga berhubungan kelamin sebelumnya dari pengakuan pasien sebelumnya. Ia terutama menginfeksi selaput lender manusia, yaitu alat kelamin, liang dubur, selaput lender mata, dan tenggorokan. Untuk tiap kali kontak, laki-laki mempunyai kemungkinan kira-kira 20 persen menderita penyakit ini. Dari wanita yang terinfeksi penyakit ini, sedangkan wanita mempunyai kesempatan 40 persen menderita penyakit ini dari laki-laki yang terinfeksi. Pada kontak kedua kalinya kemungkinan ini naik menjadi 75 persen.

GEJALA PENYAKIT

Biasanya penyakit inni menunjukkan gejalanya setelah 3 sampai 5 hari berkontak ke yang menderita penyakit ini. Penyakit ini ditularkan oleh pembawa kuman ini yang tanpa gejala atau tak mengetgahui adanya gejala penyakit ini. Tidak setiap orang menunjukkan gejala penyakit ini karena tergantung jenis kumannya dan factor yang berkontak dengannya. Umumnya dianggap laki-laki menderita gejala yang lebih berat dan hanya beberapa wanita yang menderita gejala penyakit ini.
Pada laki-laki umumnya penyakit ini ditandai oleh radang saluran keluar air seni dengan gejala nyeri sewaktu berkemih dan pengeluaran cairan putih dari saluran kemih ini. Namun pengeluaran cairan putih, atauoun yang kuning, yang kental atau yang encer bisa disebabkan oleh kuman lain, sehingga sifat cairan ini tidak memastikan penyakit ini.
Sekitar 50 sanpai 75 persen wanita yang terinfeksi tidak menunjukan gejala. Sedangkan yang menunjukkan gejala bisa menunjukkan gejala nyeri perut bagian bawah, keputihan dan kadang-kadang pendarahan yang tak normal dari rahim serta rasa tak nyaman pada liang dubur. Namun kesemua gejala ini pun tidak khas bagi gonore, ia bisa juga disebabkan oleh penyakit lain, sehingga perlu diperiksa dengan teliti.
Bagi yang melakukan hubungan kelamin dengan mulut, bisa terjadi ifeksi tenggorokan ataupun radang amandel. Sedangkan yang melakukan hubungan kelamin dengan liang dubur bisa menderita nyeri sewaktu buang air besar, perubahan kebiasaan buang air besar, nyeri di dubur ataupun adanya nanah, darah atau lender didalam tinja. Namun infeksi bisa juga terdapat akibat penularan dari infeksi bibir rahim, melalui nanah atau yang mengandung kuman ini. Seorang bayi yang dilahirkan bisa terinfeksi sewaktu melewati jalan lahir, yang melibatkan selaput lendir mata, tenggorokan, seluran pernapasan atau liang dubur. Ketelitian mata bisa menimbulkan kebnutaan karena rusaknya kornea, dan menjalarnya infeksi kedalam bola mata.
Sedangkan radang selaput l;endir mata pada orang dewasa terjadi melalui jari tangannya tercemar nanah secara tak sengaja. Hal yang sama bisa juga terjadi pada anak-anak dari tangan pengasuhnya.

KOMPLIKASI

Radang saluran kemih bagian bawah bisa dikomplikasi radang saluran kelamin lainnya seperti, radang saluran sperma (epididimitis), kelenjar prosta, kelenjar periuretra, pembesaran kelenjar getah bening dilipatan paha dan penyempitan saluran kemih. Namun komplikasi pada laki-laki telah menurun belakangan ini karena laki-laki yang menderita gejala penyakit ini segera mancari pengobatannya. Pemakaian obat yang sembarangan sering manunda mulai timbulnya penyakit ini bahwa bisa memberikan gejala yang tidak khas.

PENGOBATAN

Obat yang dianjurkan meliputi penisilin, ampisilin, amoksilin, tetrasiklin hidroklorida atau[pun spektinomisilin. Disamping mengobati penyakit gonore, penderita ini juga harus diperiksa bagi kemungkinan menderita penyakit sifilis, yang menimbulkan penyakit yang lebih serius. Namun karena seringnya pemakaian obat yang sembarangan sering ditemukan kuman yang resisten terhadap obat. Disamping mengobati penyakit gonore, penderita ini juga harus diperiksa bagi kemungkinan menderita penyaklit sipilis yang menimbulkan penyakit yang lebih serius dan lebih ditakuti. Biasanya dianjurkan pemeriksaan ulang 6 minggu setelah pengobatan karena sekitar 15 persen akan terinfeksi lagi, dan mungkin karena kekambuhan. Kadang-kadang ada gejala pada tulang dubur yang bisa mereda tanpa pengobatan, namun penderitanya menjadi penular penyakit ini.
Sampai sekarang belum tersedia vaksin untuk penyakit ini, dan juga diragukan adanya kekebalan setelah terinfeksi penyakit ini. Penggunaan kondom bisa mwencegah penyakit ini namun tidak menjamin penyakit kelamin lainnya.


Add to Technorati Favorites
Search Engine Optimisation
Search Engine Optimisation
Free Shoutbox Technology Pioneer The current mood of nugroho_hari2003 at www.imood.com